Amerika Serikat Kuak Rencana Jahat Rusia, Ukraina Bisa Gawat

15 Januari 2022 09:25

GenPI.co - Amerika Serikat khawatir rencana jahat Rusia melakukan invasi ke Ukraina dengan mengarang dalih untuk perang jika diplomasi gagal memenuhi tujuannya.

Hal tersebut dikatakan Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki pada hari Jumat (14/1).

"Sebagai bagian dari rencananya, Rusia meletakkan dasar untuk memiliki opsi membuat dalih untuk invasi, termasuk melalui kegiatan sabotase dan operasi informasi, dengan menuduh Ukraina mempersiapkan serangan segera terhadap pasukan Rusia di Ukraina timur," kata Psaki.

BACA JUGA:  Serangan Siber Masif Menghantam, Situs Pemerintah Ukraina Ambruk

Pembicaraan antara Amerika Serikat, sekutu Eropanya dan Rusia berakhir dengan jalan buntu minggu ini tanpa rencana saat ini untuk bertemu lagi.

Isi pembahasan mengenai penempatan puluhan ribu tentara Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina. 

BACA JUGA:  Israel Mempermalukan Hizbullah, Rilis Rekaman Video di Twitter

“Militer Rusia berencana untuk memulai kegiatan ini beberapa minggu sebelum invasi militer, yang dapat dimulai antara pertengahan Januari dan pertengahan Februari," katanya.

Serangan siber terhadap Ukraina semakin meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut

BACA JUGA:  Grafik Varian Omicron Dunia Melandai, WHO Sarankan Tetap Waspada

Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas serangan dunia maya itu, tetapi Presiden Joe Biden telah diberitahu tentang hal itu.

"Kami berhubungan dengan pihak Ukraina dan telah menawarkan dukungan kami saat Ukraina menyelidiki dampak dan sifat serta pemulihan dari insiden tersebut. Kami tidak memiliki atribusi saat ini," kata juru bicara tersebut.

Biden telah memperingatkan konsekuensi ekonomi yang parah bagi Rusia jika Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina. 

Rusia menyangkal rencana untuk menyerang Ukraina dan menuntut NATO menghentikan ekspansi ke arah timur dan menyetujui jaminan keamanan yang mengikat secara hukum.

Namun permintaan negeri Beruang merah itu telah ditolak oleh Amerika Serikat dan NATO.

Seorang pejabat AS mengatakan Amerika Serikat memiliki informasi yang menunjukkan Rusia telah menempatkan sekelompok orang untuk melakukan "operasi bendera palsu" di Ukraina timur.

"Para operaator  dilatih dalam perang perkotaan dan dalam menggunakan bahan peledak untuk melakukan tindakan sabotase terhadap pasukan proksi Rusia sendiri," kata pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim.

Indikasinya adalah bahwa aktor pengaruh Rusia sudah mulai membuat provokasi Ukraina di negara dan media sosial untuk membenarkan intervensi Rusia dan menabur perpecahan di Ukraina,” katanya.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan jika sejarah adalah panduan, akan sulit untuk melihat kegiatan semacam ini tanpa sepengetahuan para pemimpin senior Rusia.

Ditanya apakah militer AS akan terus mendukung pasukan Ukraina dengan bantuan keamanan jika terjadi invasi Rusia.

"Kami telah dan kami akan terus memberikan bantuan keamanan ke Ukraina untuk membantu mereka mempertahankan diri dengan lebih baik,” kata Kirby.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co