GenPI.co - Inggris pada Sabtu (22/1) membongkar plot licik Rusia yang ingin menempatkan sosok politisi pro Moskow untuk memimpin Ukraina.
Tudingan itu muncul di tengah kekhawatiran blok barat terhadap Rusia yang dianggap ingin menginvasi Ukraina dengan kekuatan militer.
London mengeklaim telah melihat bukti bahwa beberapa mantan politisi Ukraina telah memelihara hubungan dengan dinas intelijen Rusia.
Inggris juga menyebut mantan anggota parlemen Yevgen Murayev yang pro Rusia sedang dipertimbangkan sebagai calon pemimpin.
“Beberapa dari mereka yang berhubungan dengan perwira intelijen Rusia saat ini terlibat dalam perencanaan serangan ke Ukraina", kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan, meskipun tidak merilis rincian bukti.
Seorang pejabat AS menyebut dugaan plot itu "sangat memprihatinkan".
Tuduhan itu muncul di penghujung minggu diplomasi internasional yang intens, yang diakhiri dengan Antony Blinken dan Sergei Lavrov, diplomat top Washington dan Moskow, setuju untuk terus bekerja untuk meredakan ketegangan.
Puluhan ribu tentara Rusia saat ini berkumpul di perbatasan Ukraina, bersama dengan tank, kendaraan tempur, artileri dan rudal.
Murayev, pria yang disebutkan namanya oleh London, kehilangan kursinya di parlemen Ukraina ketika partainya gagal memenangkan 5 persen suara dalam pemilihan 2019.
Dia dianggap sebagai pemilik stasiun TV Ukraina "Nash", yang telah berusaha ditutup oleh regulator sejak tahun lalu, karena dituding menayangkan propaganda pro-Rusia.
Selain Murayev, 4 politisi lainnya yang disebutkan oleh Inggris adalah Mykola Azarov, Sergiy Arbuzov, Andriy Kluyev dan Volodymyr Sivkovich.
Azarov menjabat sebagai perdana menteri di bawah presiden pro-Moskow Viktor Yanukovych.
Keduanya melarikan diri dari KIevke Rusia setelah pemberontakan 2014 di Ukraina yang menggulingkan pemerintah yang telah menolak tekanan untuk memindahkan negara itu lebih dekat ke Barat.
Sivkovich, mantan wakil sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, dijatuhi sanksi oleh AS minggu ini karena diduga bekerja dengan intelijen Rusia.
Arbuzov dan Kluyev keduanya menjabat sebagai wakil perdana menteri di bawah Yanukovych.
"Informasi yang dirilis hari ini menyoroti sejauh mana aktivitas Rusia yang dirancang untuk menumbangkan Ukraina, dan merupakan wawasan tentang pemikiran Kremlin," kata Menteri Luar Negeri Liz Truss.
Dia menambahkan bahwa Rusia harus mengurangi eskalasi, mengakhiri kampanye agresi dan disinformasi, dan menempuh jalur diplomasi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News