Hawa Perang Makin Kental di Ukraina, Eropa Dekati AS dan Rusia

08 Februari 2022 13:25

GenPI.co - Ketika hawa perang makin kental di Ukraina, diplomasi internasional menjadi makin intens pada hari Senin (7/2).

Di hari itu, Presiden Prancis Emannuel Macron bertolak ke Moskow untuk mendorong rencana perdamaian yang terhenti untuk konflik yang memburuk dengan separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur.

Perjalanan itu akan menjadi pertaruhan politik bagi Macron, yang menghadapi tantangan pemilihan ulang pada bulan April.

BACA JUGA:  Skandal Besar di Israel Terbongkar! PM Bennett pun Bergerak

Juga pada hari Senin, Kanselir Jerman Olaf Scholz akan bertemu dengan Biden di Washington.

“Kami bekerja keras untuk mengirim pesan yang jelas ke Rusia bahwa akan ada harga tinggi jika mereka melakukan intervensi ke Ukraina,” kata Scholz kepada Washington Post dalam sebuah wawancara sebelum pertemuannya.

BACA JUGA:  Laporan Rahasia PBB Kuak Sumber Uang Korea Utara, Tak Disangka!

Di hari yang sama, menteri luar negeri Jerman, Ceko, Slovakia dan Austria berada di Kiev, Ukraina. Ini mengecilkan peringatan AS yang mengerikan bahwa Moskow telah meningkatkan persiapan untuk serangan besar ke Ukraina.

Para pejabat AS mengatakan Kremlin telah mengumpulkan 110.000 tentara di sepanjang perbatasan dengan tetangganya yang pro-Barat.

BACA JUGA:  Perbatasan Israel- Gaza Mendadak Riuh, Jet Tempur Berseliweran

Namun penilaian intelijen belum menentukan apakah Presiden Vladimir Putin benar-benar memutuskan untuk menyerang.

Mereka mengatakan Rusia berada di jalur untuk mengumpulkan kekuatan yang cukup besar — ​​sekitar 150.000 tentara — untuk invasi skala penuh pada pertengahan Februari.

Kekuatan seperti itu akan mampu merebut ibu kota Kiev dalam waktu 48 jam dalam serangan gencar yang akan membunuh hingga 50.000 warga sipil, 25.000 tentara Ukraina, dan 10.000 tentara Rusia.

Pejabat itu menambahkan, agresi militer itu juga  serta memicu banjir pengungsi hingga lima juta orang, terutama ke Polandia.  .

Selain potensi korban tewas, Ukraina mengkhawatirkan kerusakan lebih lanjut pada ekonominya yang sudah berjuang.

Dan jika Moskow menyerang Ukraina, negara itu bisa menghadapi pembalasan berupa blokade pipa Nord Stream dari Berlin.. Pipa tersebut menggandakan pasokan gas alam dari Rusia ke Jerman.

Rusia mencari jaminan dari NATO bahwa Ukraina tidak akan memasuki aliansi dan ingin blok itu menarik pasukan dari negara-negara anggota di Eropa timur.

Moskow menyangkal bahwa pihaknya berencana untuk menyerang Ukraina, dan penasihat kepresidenan Kiev mengatakan kemungkinan solusi diplomatik untuk krisis tetap "jauh lebih tinggi daripada ancaman eskalasi lebih lanjut."

Di Twitter, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba berusaha menenangkan ketegangan.

 “Jangan percaya prediksi apokaliptik. Ibu kota yang berbeda memiliki skenario yang berbeda, tetapi Ukraina siap untuk perkembangan apa pun,” katanya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co