GenPI.co - Laporan rahasia PBB yang dilihat pada hari Sabtu (5/1) lalu oleh Reuters menguak sumber uang pemerintah Korea Utara.
Laporan tahunan yang disusun oleh pemantau sanksi independen itu menyebut bahwa serangan siber, terutama pada aset mata uang kripto, tetap menjadi sumber pendapatan penting bagi negara itu.
Pendapatan itu digunakan untuk membiayai pengembangan sistem persenjataan yang dilakukan Korea utara.
BACA JUGA: Nekat! Rakyat Gaza Melawan, Hamas Dihantam dari Dalam
Para pemantau juga mengatakan bahwa mereka telah menerima informasi bahwa peretas Korea Utara terus menargetkan lembaga keuangan, perusahaan mata uang kripto, dan bursa.
“Pelaku siber DPRK mencuri lebih dari $50 juta antara tahun 2020 dan pertengahan 2021 dari setidaknya tiga pertukaran mata uang kripto di Amerika Utara, Eropa, dan Asia,” ungkap laporan itu.
BACA JUGA: Korea Utara Nekat, Sanksi Internasional dianggap Angin
Pemantau juga mengutip laporan bulan lalu oleh perusahaan keamanan siber Chainalysis.
Dikatakan bahwa Korea Utara meluncurkan setidaknya tujuh serangan terhadap platform cryptocurrency yang mengekstraksi aset digital senilai hampir $400 juta tahun lalu.
BACA JUGA: Panas di Perbatasan, 5 Tentara Pakistan Tewas Diberondong Taliban
Pada 2019, pemantau sanksi PBB melaporkan bahwa Korea Utara telah menghasilkan sekitar USD 2 miliar untuk program senjata pemusnah massalnya menggunakan serangan siber yang meluas dan semakin canggih.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News