GenPI.co - Presiden Rusia Vladimir Putin terus digoyang dari dalam oleh gelombang protes anti-perang di Moskow dan Saint Petersburg.
Aksi protes makin kuat setelah kritikus Kremlin yang dipenjara Alexei Navalny meminta rakyat Rusia untuk menolak invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina
Di kampung halaman Putin, Saint Petersburg, polisi membubarkan pengunjuk rasa dengan kasar dan menahan sekitar 100 orang, kata seorang jurnalis AFP di tempat kejadian.
Di Moskow, penegak hukum menutup Lapangan Merah dekat Kremlin dan menahan setidaknya tujuh orang yang berkumpul.
Petugas melalui pengeras suara memperingatkan orang-orang agar tidak berkumpul di tempat itu
Demonstrasi hari Rabu terjadi beberapa jam setelah Navalny menyerukan aksi unjuk rasa harian terhadap serangan militer .
Dia mengatakan Rusia seharusnya tidak menjadi "negara pengecut yang ketakutan" dan menyebut Putin "tsar kecil yang gila".
Di Moskow, seorang wanita berjas merah berteriak, "Tidak ada perang!" sebelum diangkut oleh polisi ke sebuah van, menurut seorang wartawan AFP.
"Saya sedih melihat apa yang terjadi dan tidak melakukan apa-apa," kata seorang pria berusia lima puluhan kepada AFP, sebelum ditangkap bersama putranya yang berusia 17 tahun.
Demonstran lain di Saint Petersburg bernama Anton Kislov yang adalah seorang mahasiswa juga meminta invasi atas Ukraina dihentikan
"Saya tidak bisa tinggal di rumah. Perang ini harus dihentikan,” katanya.
Kelompok pemantau independen OVD-Info mengatakan bahwa total lebih dari 7.000 orang di Rusia telah ditahan dalam demonstrasi atas invasi Moskow ke Ukraina yang dimulai Kamis (24/2) lalu.
Navalny, 45, memimpin protes terbesar di Rusia terhadap Putin dalam beberapa tahun terakhir dan menjadi sasaran serangan racun yang dia tuduhkan pada Kremlin pada 2020
Dia sekarang menjalani hukuman di penjara lama di luar Moskow dengan tuduhan penipuan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News