GenPI.co - Kepanikan terjadi di TV pemerintah Rusia setelah seorang narasumber di sebuah acara siaran langsung menyentil rezim Vladimir Putin yang disebut menghadapi kekalahan akhir dan total.
Narasumber itu adalah Yakov Kedmi, seorang pakar dan mantan diplomat Israel-Rusia, biasanya merupakan suara pro-Kremlin yang andal.
Namun dalam penampilan di acara "Prime Time Tonight with Vladimir Soloviyev", dia sangat negatif tentang situasi di Ukraina.
Melansir News(dot)com(dot)au, Senin (28/3), Kedmi mengatakan Rusia tidak mampu untuk berkompromi pada tujuan awal invasi, yakni kota-kota besar Ukraina, termasuk ibukota Kyiv, dan menggulingkan pemerintah.
Dalam pandangannya, apa pun yang kurang dari itu – termasuk kemungkinan kesepakatan damai – akan dianggap sebagai kerugian yang memalukan.
“Perjanjian apa pun yang mungkin ditandatangani Rusia dengan rezim Ukraina saat ini akan berarti kekalahan Rusia. Kekalahan final dan lengkap,” katanya.
Dia menyebut kondisi itu akan mengakibatkan dukungan dari India, Cina dan dunia Arab akan menguap.
Dia menyebut Ketika Rusia mengirim ultimatum ke AS, Rusia juga mengirim ultimatum ke diri sendiri bahwa tidak ada celah untuk kalah.
“Itu berarti Rusia tidak memiliki kekuatan untuk berurusan dengan siapa pun. Dengan Ukraina? Dengan Zelensky?,” katanya.
Menurut Kedmi, perjanjian ini mungkin menjadi awal dari akhir negara Rusia. Karena jika Rusia gagal dengan Ukraina, apalagi berurusan dengan NATO.
“Bagaimana Anda mengancam Amerika Serikat? Anda tidak bisa berurusan dengan Zelensky, jadi apa Anda?,” ketus dia
Kemenangan yang didambakan Kedmi tampaknya berada di luar jangkauan Rusia.
"Anda punya pilihan: apakah Anda memenangkan operasi ini atau memulai hitungan mundur terakhir," imbuh dia
Menurut intelijen Barat, Putin memperkirakan pasukan Rusia akan menyerang Ukraina dan mengklaim Kyiv dalam beberapa hari.
Tapi perlawanan Ukraina jauh lebih kuat dari yang dia perkirakan, dan saat invasi memasuki bulan kedua, ibu kota masih berdiri.
Sebelumnya, Kolonel Jenderal Sergei Rudskoi, wakil kepala staf umum Rusia, hari ini mengklaim bahwa "tujuan utama" serangan awal Rusia telah tercapai.
“Pasukan sekarang dapat fokus pada upaya utama untuk mencapai tujuan utama, pembebasan Donbas,” ucap Rudskoi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News