Narasumber Sentil Rezim Vladimir Putin, TV Pemerintah Rusia Panik

29 Maret 2022 06:25

GenPI.co - Kepanikan terjadi di TV pemerintah Rusia setelah seorang narasumber di sebuah acara siaran langsung menyentil rezim Vladimir Putin yang disebut menghadapi kekalahan akhir dan total.

Narasumber itu adalah Yakov Kedmi, seorang pakar dan mantan diplomat Israel-Rusia, biasanya merupakan suara pro-Kremlin yang andal. 

Namun dalam penampilan di acara "Prime Time Tonight with Vladimir Soloviyev", dia sangat negatif tentang situasi di Ukraina.

BACA JUGA:  Intelijen Barat Kuak 6 Tanda Rusia Gagal Invasi Ukraina

Melansir News(dot)com(dot)au, Senin (28/3), Kedmi mengatakan Rusia tidak mampu untuk berkompromi pada tujuan awal invasi, yakni kota-kota besar Ukraina, termasuk ibukota Kyiv, dan menggulingkan pemerintah.

Dalam pandangannya, apa pun yang kurang dari itu – termasuk kemungkinan kesepakatan damai – akan dianggap sebagai kerugian yang memalukan.

BACA JUGA:  Putin Bertitah, Kapal Selam Nuklir Rusia Susupi Atlantik Utara

“Perjanjian apa pun yang mungkin ditandatangani Rusia dengan rezim Ukraina saat ini akan berarti kekalahan Rusia. Kekalahan final dan lengkap,” katanya.

Dia menyebut kondisi itu akan mengakibatkan  dukungan dari India, Cina dan dunia Arab akan menguap.

BACA JUGA:  Sikap Ragu-ragu NATO Bikin Presiden Ukraina Frustrasi dan Marah

Dia menyebut Ketika Rusia mengirim ultimatum ke AS, Rusia juga mengirim ultimatum ke diri sendiri bahwa tidak ada celah untuk kalah.

“Itu berarti Rusia tidak memiliki kekuatan untuk berurusan dengan siapa pun. Dengan Ukraina? Dengan Zelensky?,” katanya.

Menurut Kedmi, perjanjian ini mungkin menjadi awal dari akhir negara Rusia. Karena jika Rusia gagal dengan Ukraina, apalagi berurusan dengan NATO.

“Bagaimana Anda mengancam Amerika Serikat? Anda tidak bisa berurusan dengan Zelensky, jadi apa Anda?,” ketus dia

Kemenangan yang didambakan Kedmi tampaknya berada di luar jangkauan Rusia.

"Anda punya pilihan: apakah Anda memenangkan operasi ini atau memulai hitungan mundur terakhir," imbuh dia

Menurut intelijen Barat, Putin memperkirakan pasukan Rusia akan menyerang Ukraina dan mengklaim Kyiv dalam beberapa hari. 

Tapi perlawanan Ukraina jauh lebih kuat dari yang dia perkirakan, dan saat invasi memasuki bulan kedua, ibu kota masih berdiri.

Sebelumnya, Kolonel Jenderal Sergei Rudskoi, wakil kepala staf umum Rusia, hari ini mengklaim bahwa "tujuan utama" serangan awal Rusia telah tercapai.

“Pasukan  sekarang dapat fokus pada upaya utama untuk mencapai tujuan utama, pembebasan Donbas,” ucap Rudskoi.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co