GenPI.co - Petinggi Mossad, badan intelijen Israel, David Barnea, dikabarkan melakukan perjalanan ke Washington, Amerika Serikat, minggu depan.
Dilansir dari Times of Israel, Senin (29/8), kunjungan itu sebagai bagian dari upaya intensif Israel untuk menghalangi perjanjian nuklir yang muncul antara Iran dan kekuatan dunia.
Seorang pejabat senior pemerintah hari Minggu (28/8), mengonfirmasi bahwa Gedung Putih mengetahui perjalanan Barnea, tetapi tidak akan merinci apakah pemerintahan Biden terlibat dalam perencanaannya.
Barnea akan menjadi pejabat senior Israel ketiga yang mengunjungi Washington dalam beberapa hari terakhir untuk membahas kesepakatan Iran, setelah Menteri Pertahanan Benny Gantz dan penasihat keamanan nasional Eyal Hulata.
Sebagai bagian dari upaya media Israel yang dihidupkan kembali dalam dua minggu terakhir, direktur Mossad membuat komentar langka Kamis.
Dia mengatakan kepada wartawan bahwa kesepakatan itu sangat buruk bagi Israel dan berdasarkan kebohongan.
Barnea, Perdana Menteri Yair Lapid, dan Gantz telah bersatu dalam pesan mereka bahwa kesepakatan itu "buruk" dan Israel tidak akan terikat olehnya, berhak untuk mengambil tindakan terhadap program nuklir Iran.
Sebelum kunjungan Barnea, Lapid mengatakan bahwa militer Israel dan dinas intelijen menggandakan upaya untuk memerangi ancaman nuklir Iran.
“Jika kesepakatan ditandatangani, kami tidak akan diwajibkan oleh itu. Kami bukan pihak untuk itu, dan itu tidak akan membatasi aktivitas kami,” kata dia.
Dalam sebuah pengarahan di Kantor Perdana Menteri di Yerusalem, Minggu, Lapid menambahkan bahwa IDF dan Mossad telah diinstruksikan oleh kami untuk mempersiapkan diri menghadapi skenario apa pun.
“Kami akan siap bertindak untuk menjaga keamanan Israel. Amerika memahami ini, dunia memahami ini, dan masyarakat Israel juga harus mengetahuinya,” kata Lapid.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News