30 Orang Tewas dan Ratusan Terluka Saat Perayaan Assyura di Irak

11 September 2019 15:59

GenPI.co - Lebih dari 30 peziarah tewas dan belasan lainnya terluka pada Selasa dalam perayaan Assyura di Kota Karbala, Irak. Assyura merupakan perayaan yang diikuti penganut Syiah seluruh dunia.

Assyura tahun ini menjadi perayaan paling mematikan di Irak dalam sejarah beberapa tahun terakhir. Belum diketahui penyebabnya, yang jelas ribuan pemeluk Syiah yang mengikuti tradisi ini seringkali menjadi 'target' Kaum Sunni.  

Baca juga :

Ramadhan Kareem, Apakah Muslim Syiah juga Berpuasa?

Sambut Puasa Asyura, Warga Tembe Satu Gelar Festival Apangi

Tambah Pahala dengan Puasa Sunah, Begini Niat Puasa Senin-Kamis

Ratusan ribu peziarah Syiah dari seluruh dunia mengerumuni Karbala, sekitar 100 kilometer selatan Ibu Kota Irak, Baghdad, untuk memperingati kematian cucu Nabi Muhammad, Imam Husein. 

Menurut otoritas kementerian kesehatan Irak, saat prosesi, massa yang penuh sesak dengan berpakaian hitam berjalan menuju kuil berkubah emasnya, mereka membawa bendera dan berteriak, 'Kami mengorbankan diri kami untukmu, oh Husein!'. 

“Ketika kerumunan massa mendesak maju, terjadi kericuhan yang menewaskan sedikitnya 31 orang dan 100 lainnya luka-luka,” 

Juru bicara kementerian kesehatan, Saif al-Badr, mengatakan jumlah korban jiwa bisa bertambah karena 10 orang yang terluka berada dalam kondisi kritis. 

Di luar Rumah Sakit Al-Hussein Medical City di Karbala, petugas kesehatan sibuk membawa orang yang terluka ke ruang gawat darurat sepanjang sore. 

"Para peziarah tiba-tiba terjatuh," kata seorang pemuda dengan kursi roda yang telah memar di sekitar mata dan pelipis. 

"Mereka menumpuk satu di atas yang lain. Ada penyerbuan dan orang-orang tercekik," jelas salah satu saksi mata yang tak disebutkan namanya ini. 

Pada Kamis sore, Menteri Kesehatan Irak Alaa Al-Din Alwan tiba di Karbala dan dia mewakili Presiden Barham Saleh menyatakan duka mendalam untuk korban perayaan Assyura tahun ini.

Perayaan Assyura merupakan peristiwa penting bagi pemeluk Syiah. Pada perayaan ini, biasanya ada ritual melukai diri sendiri sebagai perwujudan siksa dan derita yang pernah diterima Imam Husein, saat ia dibunuh oleh pasukan Al-Yazid, khalifah di tahun 680. 

Sejarah inilah yang melahirkan kerenggangan hubungan antara Sunni dan Syiah. Aliran Sunni berpendapat jika khalifah-khalifah Islam selanjutnya dipilih berdasarkan kemampuan syiar Islam, sementara Syiah bersikeras jika pemimpin agama samawi ini haruslah mereka yang memiliki darah keturunan langsung Nabi Muhammad SAW.   

Simak video menarik berikut:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co