GenPI.co 
GenPI.co - Ramadhan Kareem atau Ramadhan yang penuh berkah, disambut gembira oleh seluruh umat Islam di dunia. Tak terkecuali mereka yang beraliran Syiah. Meski banyak yang memandang mereka sesat, terutama muslim aliran Sunni, namun mereka tetap bagian dari Islam yang harus kita hormati. Mereka pun mengagungkan Nabi Muhammad SAW, demikian yang dikatakan Profesor Jalaludin Rakhmat, salah satu tokoh Syiah di Indonesia.
Baca juga :
Ramadhan Kareem, Ini 4 Dosa Kecil Sepele tapi Pahala jadi Gugur!
Awal Puasa Ramadhan 2019, NU dan Muhammadiyah Bisa Serentak
Marhaban Ya Ramadhan, Ini Bacaan Niat Puasa Ramadhan
Karena bagian dari Islam, pengikut Syiah juga menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Hanya saja terdapat sedikit perbedaan waktu berbuka. Bagi jamaah Syiah, berbuka dilaksanakan setelah matahari betul-betul tak lagi terlihat dan garis kemerahan surya menghilang sempurna. Jaraknya bisa 15 menitan setelah azan Maghrib, demikian lansiran dari Tirto.
Waktu sahur juga demikian. Biasanya umat Sunni berhenti menyantap hidangan sahur setelah imsyak tiba. Namun jamaah Syiah berhenti makan ketika azan subuh berkumandang. Setelahnya, baik Sunni atau Syiah berpuasa seperti biasa. Menahan lapar dan haus, dan meninggalkan larangan-larangan Allah seperti berzina, berbohong, atau mencuri.
Itulah perbedaan yang indah dalam Islam, terutama menyambut Ramadhan Kareem. Perbedaan bukan untuk disikapi menjadi pertentangan. Justru perbedaan bisa memperkaya khasanah kita dalam beragama. Selamat datang Ramadan, selamat berpuasa semuanya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
