Redam Gejolak di Tepi Barat Palestina, Militer Israel akan Kerahkan Drone Bersenjata

08 September 2022 08:25

GenPI.co - Militer Israel mempertimbangkan kemungkinan menggunakan drone bersenjata dalam operasi kontra-terorisme di Tepi Barat Palestina.

Hal tersebut menyusul makin meningkatnya kekerasan di seluruh wilayah tersebut beberapa waktu belakangan.

Melansir The Jerusalem Post Kamis (8/9) yang mengutip KAN, Komandan Divisi Yudea dan Samaria Brigjen. Yaniv Alaluf dan komandan Brigade Menashe Kolonel Arik Moyal baru-baru ini menjalani pelatihan untuk mengoperasikan pusat komando serangan angkatan udara yang memantau dan mengendalikan drone bersenjata.

BACA JUGA:  Persenjataan Rusia Makin Menipis, Lalu Membeli Amunisi dari Korea Utara

Setelah pelatihan tentang sistem, mereka akan dapat memerintahkan penggunaan drone selama operasi.

Militer Israel telah melakukan operasi malam di Tepi Barat sebagai bagian dari Operasi Break the Wave dalam upaya meredam gejolak di Tepi Barat.

BACA JUGA:  Gegara Menantang Raja, Wanita Arab Saudi ini Dihukum 45 Tahun Penjara

Fokus operasi tersebut adalah  kota Jenin dan Nablus di Tepi Barat utara.

Selama empat bulan, lebih dari 2.050 operasi kontraterorisme dilakukan,dan sekitar 1.500 orang buronan ditangkap dan ratusan senjata disita.

BACA JUGA:  Di Depan Jet Tempur F-35, Perdana Menteri Israel Tebar Ancaman Maut ke Iran! Simak Isinya

Bentrokan kekerasan berkali-kali dengan tembakan senjata berat yang diarahkan ke pasukan Israel menjadi kejadian yang hampir biasa selama penggerebekan.

Hampir 90 warga Palestina telah tewas selama bentrokan, termasuk satu orang yang diidentifikasi sebagai Yunis Ghassan Tayeh, 21 tahun.

Tayeh tewas di kamp pengungsi Far'a setelah dia melemparkan peledak ke arah pasukan  Israel.

Meningkatnya kekerasan membuat  Kepala Staf IDF Letjen. Aviv Kohavi memperingatkan bahwa aktivitas militer di Tepi Barat dapat meningkat jika perlu.

Berbicara pada konferensi militer pada hari Senin (5/9), dia menyalahkan sebagian dari kekerasan tersebut pada Otoritas Palestina. 

“Sebagian dari peningkatan terorisme berasal dari ketidakberdayaan pasukan keamanan Otoritas Palestina, yang menyebabkan kurangnya pemerintahan di daerah-daerah tertentu di Yudea dan Samaria, dan ini adalah lahan subur bagi pertumbuhan terorisme,” katanya.

Selama dekade terakhir, penggunaan operasional drone oleh angkatan udara di seluruh dunia dan oleh Israel telah meningkat secara drastis.

Hampir setiap operasi sekarang memanfaatkan penggunaan platform ini.

Skuadron drone IAF (angkatan udara Israel)  terbang sekitar 80% dari semua jam terbang IAF.

Dengan empat skuadron drone yang berbasis di Pangkalan Angkatan Udara Palmachim, 70% dari semua jam terbang IAF lepas landas dari pangkalan di selatan Tel Aviv.

Drone yang diterbangkan oleh IAF dapat dikerahkan pada berbagai misi, mulai dari pengawasan target di negara musuh hingga melacak penyelundupan senjata hingga menghancurkan target musuh.

Drone memainkan peran penting dan integral dalam perang dengan Hamas bulan Mei 2021. 

Menurut data yang dirilis IDF, sekitar 643 misi dilakukan oleh drone dengan total 132,6 jam terbang selama 11 hari pertempuran.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co