Pemakaman Shinzo Abe Digelar, Persiapan Pemerintah Jepang Bikin Kontroversi

27 September 2022 09:10

GenPI.co - Upacara pemakaman mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan dilakukan pada Selasa (27/9).

Pemerintah Jepang pun mengadakan upacara penghormatan kepada Abe yang meninggal dunia karena dibunuh pada Juli 2022.

Abe merupakan seorang tokoh yang melahirkan pengubuhan, yang mendominasi politik modern sebagai pemimpin terlama.

BACA JUGA:  Sambangi Kedubes Jepang, JK Kenang Jasa Besar Shinzo Abe

Pemakaman kenegaraan langka yang akan dilakukan untuk Abe ternyata hampir menjadi kontroversi yang memecah belah.

Pembunuhan Abe memicu banyaknya pengungkapan tentang hubungan antara anggota parlemen di Partai Demokrat Liberal (LDP) dengan Gereja Unifikasi, yang oleh para kritikus disebut aliran sesat.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Pemakaman Shinzo Abe: Adam Eva

Terkuaknya hubungan politisi LDP dan gereja itu memicu reaksi terhadap perdana menteri saat ini Fumio Kishida.

Dengan peringkat dukungannya terseret ke titik terendah oleh kontroversi itu, Kishida telah meminta maaf dan bersumpah untuk memutuskan hubungan partai dengan gereja.

BACA JUGA:  Buntut Penembakan Shinzo Abe, Kepala Polisi Jepang Mengundurkan Diri

Namun, penentangan untuk menghormati Abe dengan pemakaman kenegaraan, peristiwa pertama sejak 1967, terus berlanjut.

Pemakaman itu menelan biaya 11,5 juta dolar (Rp174,81 miliar) yang harus ditanggung oleh negara pada saat kesulitan ekonomi bagi warga biasa.

Banyak orang menilai pemakaman untuk Abe tak perlu diadakan.

Hal itu disampaikan oleh salah satu masyarakat Jepang bernama Hidemi Noto yang menyempatkan diri mampir ke lokasi persiapan pemakaman.

"Ini memiliki arti yang sama sekali berbeda dengan pemakaman orang biasa. Saya pikir kita tidak harus menggunakan uang pajak untuk ini,” ujarnya.

Meskipun begitu, masih banyak warga Jepang yang berbaris untuk memberikan penghormatan terakhir untuk Abe.

Ratusan warga sejak Selasa pagi sudah berbaris di jalan-jalan di luar lokasi pemakaman untuk menaruh bunga di stan yang ditentukan.

Sekitar 4.300 pelayat diperkirakan akan menghadiri upacara Selasa.

Lalu, setidaknya 48 tokoh pemerintah saat ini atau sebelumnya, termasuk Wakil Presiden AS Kamala Harris dan Perdana Menteri India Narendra Modi. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Pulina Nityakanti Pramesi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co