Pasca-bentrokan Mematikan di Iran, Pejabat Senior Polisi Kena Batunya

29 Oktober 2022 06:25

GenPI.co - Pihak berwenang di Iran dikabarkan  telah memecat dua pejabat senior polisi pascabentrokan mematikan di tenggara kota Zahedan.

Mengutip AFP, media pemerintah IRNA pada Jumat (28/10) melaporkan, tindakan itu diambil empat minggu setelah bentrokan yang menewaskan puluhan orang termasuk perwira militer.

Kekerasan di Zahedan, ibu kota provinsi Sistan-Baluchistan yang berbatasan dengan Pakistan, meletus pada 30 September.

BACA JUGA:  Ancaman Rusia: Satelit Komersial Amerika Serikat adalah Target Sah

Pejabat Iran menggambarkan insiden itu  sebagai serangan terhadap pasukan keamanan.

Bentrokan itu dilatarbelakangi oleh kerusuhan nasional yang meletus setelah 16 September kematian Mahsa Amini.

BACA JUGA:  Ribuan Pelayat Penuhi Makam Masha Amini, Protes Antihijab Iran Masuk Hari ke-40

Gadis  22 tahun itu tewas  setelah penangkapannya oleh polisi moral di Teheran karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat Iran untuk wanita.

Dewan keamanan Sistan-Baluchistan mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya telah menyelesaikan penyelidikan atas kerusuhan atas permintaan Presiden Iran Ebrahim Raisi.

BACA JUGA:  Kerusuhan Maut di Iran Bikin Presiden Iran Ebrahim Raisi Buka Suara, Sebut Soal Teroris

Mereka  mengakui "kelalaian" oleh petugas dan kematian warga sipil "tidak bersalah".

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh IRNA, dewan mengumumkan pemecatan kepala polisi Zahedan serta kepala kantor polisi.

Menurut pernyataan itu, kekerasan dimulai setelah salat Jumat di Zahedan, salah satu dari sedikit kota mayoritas Sunni di Iran yang didominasi Syiah.

“Sekelompok orang berjumlah lebih dari  150 orang telah menyerang sebuah kantor polisi yang terletak di dekat tempat salat dengan tujuan menguasainya", kata pernyataan itu.

DIkatakan bahwa beberapa orang dalam kelompok itu bersenjata dan massa melempar batu serta menembakkan senjata. 

Pasukan keamanan merespons dengan gas air mata dan tembakan langsung.

“Masjid terdekat belum sepenuhnya dievakuasi, dan bentrokan sayangnya mengakibatkan cedera dan kematian sejumlah warga sipil yang sedang salat serta pejalan kaki yang tidak terlibat", kata pernyataan itu.

Dewan mengakui kelalaian beberapa petugas" dan menjanjikan kompensasi bagi keluarga "korban yang tidak bersalah dan proses hukum terhadap mereka yang terlibat.

Beberapa tokoh lokal mengatakan protes dipicu oleh kemarahan atas laporan pemerkosaan seorang gadis remaja oleh seorang petugas polisi.

Dalam pernyataannya, dewan keamanan mengatakan gerilyawan bersenjata memanfaatkan atmosfer ini untuk menyerang warga sipil dan merusak properti publik, yang memerlukan intervensi oleh pasukan keamanan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co