GenPI.co 
GenPI.co - Ribuan pelayat Iran berkumpul di makam Mahsa Amini, pada Rabu (26/10) untuk menandai 40 hari sejak kematiannya.
Para pelayat juga menyuarakan penentangan atas langkah-langkah keamanan yang meningkat sebagai bagian dari tindakan keras berdarah terhadap protes antihijab yang dipimpin perempuan.
"Matilah diktator", pria dan wanita meneriakkan di pemakaman Aichi di Saqez, kota asal Amini di provinsi barat Kurdistan, dalam video yang dibagikan secara online.
BACA JUGA: Email Organisasi Nuklir Iran Diretas, Pelakunya Pendukung Protes Antihijab
Amini, seorang warga Iran berusia 22 tahun asal Kurdi, meninggal pada 16 September, tiga hari setelah penangkapannya oleh polisi moral.
Dia ditahan karena diduga melanggar aturan berpakaian bagi wanita saat mengunjungi Teheran bersama adik laki-lakinya.
BACA JUGA: Donald Trump Simpan Dokumen Rahasia Iran dan China di Rumahnya
Kemarahan berkobar di pemakamannya bulan lalu dan dengan cepat memicu gelombang protes terbesar yang mengguncang republik Islam itu dalam hampir tiga tahun.
Wanita muda dan siswi sekolah telah memimpin tuduhan itu, membakar hijab mereka dan menghadapi pasukan keamanan.
BACA JUGA: Protes Antihijab Tulari Siswi Iran, Ayatollah Khamenei Dapat Jari Tengah
Pada Selasa (25/10) malam, pihak berwenang meningkatkan langkah-langkah keamanan di Saqez.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
