Ancaman Nyata, Pemanasan Global Menjadi Penyebab Utama Kekeringan di Amazon

25 Januari 2024 16:50

GenPI.co - Pemanasan global yang disebabkan oleh manusia, dan bukan El Nino, adalah penyebab utama kekeringan parah tahun lalu di Amazon.

Dilansir AP News, hal itu menyebabkan sungai-sungai mencapai titik terendah, mengharuskan pengiriman makanan dan air minum ke ratusan komunitas sungai dan membunuh puluhan lumba-lumba yang terancam punah, kata para peneliti pada hari Rabu.

Baik perubahan iklim maupun El Niño berkontribusi sama terhadap penurunan curah hujan. 

BACA JUGA:  Iklim Bisnis Indonesia Kondusif, Airlangga Hartarto Diapresiasi Pengusaha Amerika

Namun suhu global yang lebih tinggi adalah penyebab terbesar terjadinya kekeringan, menurut World Weather Attribution, sebuah inisiatif yang menyatukan para ilmuwan iklim untuk menganalisis dengan cepat kejadian-kejadian ekstrem dan kemungkinan kaitannya dengan perubahan iklim.

Kekeringan ini disebabkan oleh pertanian, yang menggabungkan berkurangnya curah hujan dengan kondisi yang lebih panas yang menguapkan kelembapan dari tanaman dan tanah. 

BACA JUGA:  Perubahan Iklim Menimbulkan Dampak Kesehatan Mental bagi Anak-anak dan Remaja

Penguapan yang dipicu oleh panas itulah yang berperan penting dalam parahnya kekeringan, kata rekan penulis studi Friederike Otto, seorang ilmuwan iklim di Imperial College of London.

“Peristiwa yang terjadi setiap 50 tahun saat ini akan jauh lebih kecil kemungkinannya terjadi di dunia yang suhunya lebih dingin 1,2 derajat. Jika kita terus memanaskan iklim, kombinasi curah hujan rendah dan suhu tinggi akan semakin sering terjadi,” kata Otto dalam konferensi pers, Rabu.

BACA JUGA:  Pemerintah Dukung Kerja Sama Lintas Sektor Atasi Pengaruh Perubahan Iklim

Tim ini menggunakan metode yang diterima secara ilmiah dalam menjalankan simulasi komputer mengenai peristiwa cuaca seperti yang terjadi di dunia fiksi tanpa pemanasan global, dan membandingkan hasil tersebut dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Kekeringan di Amazon, hutan hujan terbesar di dunia dan penting dalam menyimpan karbon dioksida yang dapat berkontribusi terhadap pemanasan, terjadi ketika bumi mengalami tahun terpanas yang pernah tercatat. 

Suhu bumi saat ini makin dekat dengan peningkatan suhu sebesar 1,5 derajat Celcius (2,7 Fahrenheit) sejak masa pra-industri yang diharapkan oleh banyak negara untuk tetap dipertahankan guna menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.

Di sepanjang Sungai Amazon, masyarakat melihat tanaman layu dan ikan menghilang, dan karena aliran sungai yang rendah tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan, mereka membentuk antrean panjang di tepi sungai untuk menerima pasokan bantuan. 

Di Manaus, kota terbesar di kawasan ini, lebih dari 2 juta penduduknya tersedak asap kebakaran hutan selama berbulan-bulan.

Rekan penulis studi, Regina Rodrigues, dari Universitas Federal Santa Catarina, mengatakan kekeringan ini menggarisbawahi pentingnya Amazon dalam memerangi perubahan iklim.

“Jika kita melindungi hutan, maka hutan akan terus berperan sebagai penyerap karbon berbasis lahan terbesar di dunia,” kata Rodrigues dalam sebuah pernyataan.

 “Tetapi jika kita membiarkan emisi yang disebabkan oleh aktivitas manusia dan penggundulan hutan mendorong perubahan iklim menuju titik kritis, hal ini akan melepaskan karbon dioksida dalam jumlah besar, yang makin mempersulit perjuangan kita melawan perubahan iklim.” (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co