Peringatan FBI Soal Ancaman dan Lebih Banyak Musuh pada Pemilu Amerika Serikat

02 Maret 2024 23:30

GenPI.co - Direktur FBI Christopher Wray pada Kamis memperkirakan akan menghadapi ancaman yang bergerak cepat terhadap pemilu Amerika tahun ini.

Pasalnya, kecerdasan buatan dan kemajuan teknologi lainnya telah membuat campur tangan menjadi lebih mudah dibandingkan sebelumnya.

“AS telah menghadapi ancaman pengaruh asing yang jahat di masa lalu,” kata Wray pada konferensi keamanan nasional. Tetapi dalam siklus pemilu kali ini, Amerika akan menghadapi lebih banyak musuh, bergerak lebih cepat, dan dimungkinkan oleh teknologi baru.”

BACA JUGA:  Joe Biden Singgung Donald Trump Jadi Ancaman bagi Demokrasi Amerika Serikat

Dilansir AP News, Wray menyoroti kemajuan dalam AI generatif, yang menurutnya telah “mempermudah musuh asing, baik yang lebih canggih maupun yang kurang canggih, untuk terlibat dalam pengaruh jahat.”

Pernyataan tersebut menggarisbawahi meningkatnya kekhawatiran pemerintah AS atas operasi pengaruh yang terkadang sulit dideteksi dan dirancang untuk membentuk opini publik. 

BACA JUGA:  Pesawat Ruang Angkasa Swasta Amerika Serikat Memasuki Orbit di Sekitar Bulan

Meskipun para pejabat belum menyebutkan keberhasilan upaya pemerintah asing untuk secara langsung mengubah hasil pemilu, mereka telah menyuarakan kekhawatiran selama satu dekade terakhir mengenai kampanye pengaruh asing.

Wray menyarankan FBI akan berbagi informasi tahun ini tentang ancaman yang mereka lihat.

BACA JUGA:  Joe Biden Teken Perintah Eksekutif untuk Lindungi Data Warga Amerika dari Musuh Asing

“Sebagai profesional intelijen, kita harus menyoroti ancaman dengan cara yang spesifik dan berdasarkan bukti sehingga kita dapat mempersenjatai mitra kita dan, khususnya, masyarakat terhadap jenis operasi pengaruh asing yang mungkin mereka hadapi,” dia berkata.

Pada tahun 2016, agen-agen Rusia berusaha untuk meningkatkan peluang terpilihnya Donald Trump dari Partai Republik dengan mencuri dan membocorkan email Partai Demokrat dan dengan menggunakan kampanye media sosial yang tersembunyi.

Pada tahun 2020, para pejabat intelijen AS mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi pengaruh untuk merendahkan kandidat Demokrat Joe Biden dan membantu Trump dalam pemilu tahun itu. 

China “mempertimbangkan namun tidak mengerahkan” operasi pengaruh, sementara upaya agresif Iran berusaha mengeksploitasi kerentanan di situs pemilu negara bagian ketika Teheran berusaha merusak peluang Trump untuk terpilih kembali, kata para pejabat. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co