Perang Suriah: Turki Mau Kuasai Idlib, Rusia Siap 3 Kapal Fregat

08 Februari 2020 13:45

GenPI.co - Perang di Suriah kembali pecah, ketegangan dan saling serang kembali terjadi di Idlib. 

Akan tetapi kali ini, saling serang itu terjadi antara militer Turki dengan militer Suriah yang tunduk pada rezim Presiden Bashar al-Assad.

BACA JUGA: Tokoh Ini Bisa Ancam Prabowo dan Anies di 2024, Isi Tasnya Cukup!

Dikutip laman AFP, saling serang tak terelakkan antara keduanya di wilayah Barat Laut Idlib, Suriah. 

Pasukan Suriah menyerang Turki dan menewaskan empat orang. Atas kejadian tersebut, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun membalasnya. 

BACA JUGA: Nasib Guru Honorer K2, Sulit Mendapat Tunjangan Sertifikasi...

Turki membombardir pasukan Suriah dari udara dan menewaskan 30 orang.

Sebenarnya, gesekan kedua pihak sudah dimulai pada akhir Januari. 

BACA JUGA: Calon Nama Anak Didi Riyadi dan Ayu Ting Ting Sudah Siap...

Saat itu Erdogan menuding pasukan Suriah melanggar kesepakatan Rusia (perwakilan Suriah)-Turki di zona demiliterisasi Idlib.

Sementara, Suriah menegaskan mereka menyerang untuk membebaskan wilayah tersebut dari militan anti pemerintah. 

BACA JUGA: Suster Gaib itu Menolongku, Bayiku Lahir di Bangsal Kamar Mayat

Pada 26 Januari, militer Suriah menembakkan lagi rudal ke Aleppo.

Tiga hari kemudian, angkatan bersenjata Suriah juga mengumumkan merebut kota Ma'arrat al-Nu'man, yang dari 2012 dikuasai kelompok anti Assad.

BACA JUGA: Tak Akan Percaya, Ini 3 Tanda Manusia Dikuasai Makhluk Halus

Akhirnya, situasi yang memanas ini juga menyeret Rusia. 

Pasalnya Moskow selama ini dikenal sebagai pendukung rezim Assad.

BACA JUGA: Dokter Pengungkap Virus Corona Tewas, Amnesty: China Malu...

Bahkan, Presiden Turki pun memperingatkan negara Putin itu untuk tidak ikut campur urusannya dengan Suriah. 

Dikatakan Erdogan, ini adalah pembalasan Turki karena tentara Suriah menyerang terlebih dahulu.

BACA JUGA: Perang Suriah: Rudal Israel Serang Damaskus, Turki Kuasai Idlib

"Saya ingin mengatakan ini, terutama ke pemerintah Rusia," jelasnya.

"Lawan kami di sini bukan kamu (Rusia), tapi rezim (Suriah), dan jangan ikut campur."

BACA JUGA: Pasien Virus Corona di China Mulai Frustrasi, Sungguh Mencekam...

Ini merupakan persoalan Suriah yang baru. Dua faksi berseteru di wilayah itu. 

Di mana pemerintahan Assad yang didukung Rusia, sedangkan rezim anti Assad, didukung Turki dan Arab Saudi. 

Sementara itu, Turki masuk ke masalah Suriah sejak 2016. 

Saat itu Erdogan mengklaim pemerintahan Assad sudah sangat meresahkan dan membuat rakyat Suriah menderita.

Kekerasan antara Turki dan Suriah memakan korban warga sipil, termasuk anak-anak.

Sementara itu, delegasi Rusia tiba di Turki pada Sabtu (8/2) untuk membicarakan upaya menghentikan serangan pemerintah Suriah, serta bencana kemanusiaan di Idlib, Suriah, kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, Jumat.

Covusoglu mengulang pernyataan bahwa Turki akan mengambil segala langkah yang diperlukan untuk menghentikan tragedi kemanusiaan di Idlib.

Di wilayah itu, pasukan Suriah pimpinan Rusia telah memasuki kota strategis, Saraqeb dalam upaya merebut benteng terakhir pemberontak di negara itu.

Bahkan, 3 kapal perang Rusia yang dikerahkan ke Suriah yakni BSF Krivak Class fregat Pytlivy, BSF Tapir Class LST Orsk, dan BSF Tapir Class LST Nikolay Flichenkov, kapal perang terbesar di klasnya yang berkapasitas 300 tentara, 20 tank serta truk atau 40 kendaraan pengangkut tentara, siap untuk membebaskan Idlib dari pemberontak.(*)


 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co