GenPI.co - Wabah virus corona yang makin mengganas di Amerika Serikat, membuat negeri Paman Sam ampun-ampunan untuk mengendalikan virus mematikan itu.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat melaporkan data terbaru mengenai virus corona, yakni 1.219.066 kasus, yang bertambah 25.253 kasus dari jumlah sebelumnya.
BACA JUGA: Amerika Rontok Kena Virus Corona, Pidato Trump Bikin Merinding
Menurut badan CDC pada Kamis (7/5), angka kematian juga bertambah 2.495 menjadi 73.297 kematian secara keseluruhan.
CDC melaporkan jumlah kasus penyakit pernapasan covid-19, yang disebabkan oleh virus corona jenis baru, pada 6 Mei pukul 16.00 ET, dibandingkan jumlah sehari sebelumnya.
Angka CDC belum tentu mewakili laporan kasus di setiap negara bagian.
BACA JUGA: Siap-siap 3 Zodiak Ini Akan Sangat Bahagia Minggu Ini
Sementara itu, para peneliti di Los Alamos National Laboratory, New Mexico, Amerika Serikat punya temuan baru tentang virus penyebab coronavirus disease 2019 (covid-19).
Periset di laboratorium tempat bom atom ditemukan itu mengklaim jenis baru covid-19 lebih menular ketimbang yang awal.
Penelitian itu mencermati 14 mutasi pada ‘lonjakan protein’ yang memediasi infeksi virus corona pada sel manusia.
Dari mutasi itu ada satu yang menonjol karena lebih agresif ketimbang jenis asli covid-19.
BACA JUGA: Aura Sensualitas 3 Zodiak Ini Ternyata Luar Biasa
Mutasi yang sama awalnya menyebar di Eropa, setelah itu menjalar ke seluruh dunia. Jenis itu sekarang menjadi yang paling umum.
Temuan itu merupakan hasil analisis komputasi pada ribuan rangkaian virus corona yang ditemukan di seluruh dunia oleh Global Initiative for Sharing All Influenza Data.
Laporan itu menyebut orang yang telah terkena virus tersebut lebih berisiko tertular untuk kedua kalinya menurut LA Times mewartakan.
BACA JUGA: Bakal Makin Cinta, 4 Zodiak Ini Inginnya Dimanja Terus
Oleh karena itu para peneliti mewanti-wanti hal tersebut, dengan harapan vaksin dan obat yang tengah dikembangkan lebih efektif melawan jenis baru virus corona yang bermutasi.
Ahli biokimia dari Universitas Iowa Charles Brenner menyatakan bahwa para peneliti yang mendalami coronavirus terus mencermati hal itu.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News