Wapres Wanita Kulit Hitam Pertama AS, Kamala Harris Ukir Sejarah!

09 November 2020 13:50

GenPI.co - Kamala Harris sukses mengukir sejarah baru sebagai wanita kulit hitam pertama menjadi Wakil Presiden Amerika Serikat.

Capaian itu sebagai pembuktian bahwa wanita kulit hitam pantas menduduki jabatan yang bergengsi di AS.

BACA JUGAPolitik Identitas Tidak Laku, Pilpres AS Tanpa Diwarnai Isu SARA

Padahal selama lebih dari satu abad selalu posisi tersebut selalu dihuni pria kulit putih.

Mengutip APNews, Minggu (8/11/2020) Harris adalah orang pertama keturunan Asia Selatan yang menjadi wapres mendampingi Joe Biden.

Alhasil jabatan yang diembannya saat ini memberikan angin segar kepada warga kulit hitam yang kerap kali menjadi korban rasisme di AS agar dapat hidup lebih layak dan berani bersuara.

Sebelum menjadi seorang wapres, ia merupakan sosok jaksa di wilayah San Francisco, dan jaksa agung California, serta dua tahun terakhir menjadi bintang baru di dalam Partai Demokrat.

Rencananya, Joe Biden dan Kamala Harris akan dilantik sebagai preiden dan wakil presiden pada 20 Januari 2021 mendatang.

Keunikan lainnya adalah Biden bakal menjadi presiden tertua yang akan dilantik dengan usia 78 tahun.

Harris disebut sebagai pewaris dari orang warna kulit hitam yang pernah merintis menjadi sosok berkuasa di AS.

Seperti Mary McLeod Bethune (aktivis hak sipil), Fannie Lou Hamer dan Shirley Chisholm (kandidat kulit hitam pertama yang mencari partai besar pencalonan presiden, pada tahun 1972).

"Kami jarang mengajarkan cerita mereka. Tapi sebagai orang Amerika, kita semua berdiri di atas bahu mereka," ujar Harris, Agustus lalu, saat dia menerima nominasi wakil presiden dari partainya.

Sementara itu, pekerjaan Harris yang pernah mengemban tugas sebagai jaksa sempat memicu skeptisime di antara kaum progresif dan pemilih muda.

Didasari keinginanan mendukung perubahan kelembagaan atas reformasi tambahan dalam kepolisian, kebijakan narkoba, dan lainnya.

Rekannya, Senator Cory Booker, yang juga berkulit hitam berpendapat, Harris menjadi sosok wakil presiden yang bisa dapat menampung saran banyak orang untuk kepentingan institusi lebih baik.

Harris merupakan wanita yang lahir dari orang tua yang aktif dalam gerakan hak-hak sipil, Shyamala Gopalan dari India dan Donald Harris dari Jamaika.

Orang tuanya bertemu di University of California, Berkeley, kemudian menjadi sarang aktivisme tahun 1960-an.

Akan tetapi, mereka bercerai. Membuat Harris dan saudara perempuannya dibesarkan oleh sang ibu.

Dalam bahasa Sansekerta, Kamala memiliki arti "bunga teratai", dan Harris membenarkan soal darah India-nya dan menjadi panggilannya.

Ketika membesarkan Harris, sang ibu memberikan pandangan bahwa dunia akan melihatnya sebagai wanita berkulit hitam, contohnya seperti saat ini.

Nama tersebut sempat menjadi ejekan oleh Partai Republik, termasuk Trump. Meskipun itu hanya tantangan kecil yang harus dihadapi Harris.

Harris juga pernah dicap sebagai radikal dan sosialis oleh lawan pemilunya.

Langkah itu dilakukan Trump agar merusak pandangan masyarakat terhadap sosok pemimpin wanita berkulit hitam.

Tidak heran, Harris menjadi sasaran disinformasi online yang bercampur dengan rasisme dan seksisme.

Anggota Kongres Pramila Jayapal dari Washington berpendapat bahwa kekuatan Harris tidak hanya berasal dari pengalaman hidupnya, tetapi juga dari orang-orang yang sudah ia wakili.

Sedangkan Walikota San Francisco, London Breed mengatakan, Harris merupakan seorang mentor yang dapat sukses melalui identitasnya sendiri.

"Orang Afrika-Amerika tidak jauh dari perbudakan dan kengerian rasisme di negara ini. Kami masih merasakan dampaknya ketika kami diperlakukan dan apa yang terjadi di sekitar pemberontakan rasial ini," katanya.

Lewat pencalonan dan terpilihnya Harris memberikan kebanggaan dan harapan serta kegembiraan di berbagai kalangan, khususnya kaum kulit hitam.

BACA JUGAMenang Pilpres AS, Joe Biden Beri Dampak Positif untuk Ekonomi RI

"Kegembiraan tentang pencalonannya meluas kepada wanita dari berbagai ras," katanya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co