GenPI.co - Kerusuhan yang terjadi di Amerika Serikat, ternyata juga menular ke parlemen di Ghana. Namun, kericuhan ini jangan dianggap sama, karena kasusnya berbeda.
Tentara Ghana bahkan sampai turun tangan untuk meredamkan bentrokan antara partai-partai lawan di parlemen menjelang pengambilan sumpah jabatan di parlemen, Kamis (7/1/2021).
BACA JUGA: Ngeri-ngeri Sedap! Irak Segera Seret Paksa Trump ke Pengadilan
Dilansir Aljazeera, kekacauan meletus setelah wakil partai yang berkuasa mencoba merebut kotak suara saat pemilihan ketua parlemen.
Bentrokan berikutnya berlangsung beberapa jam sampai tentara turun tangan, dengan televisi nasional menyiarkan drama tersebut secara langsung.
“Ada kerusakan total dari hukum dan ketertiban, ini sungguh memalukan," ujar anggota parlemen terpilih Kwame Twumasi Ampofo dari oposisi Kongres Demokratik Nasional dalam keterangannya.
Parlemen baru terpecah di antara dua partai utama, dan menimbulkan perdebatan dengan masalah-masalah utama dalam agenda termasuk bagaimana membalikkan ekonomi yang terpukul parah oleh pandemi virus corona.
Ghana menonjol sebagai negara demokrasi yang stabil di Afrika Barat yang bergejolak, meskipun pemilihan umum ditandai oleh tuduhan penipuan oleh oposisi dan lima orang tewas dalam kekerasan tersebut.
Para pengamat, baik dari Ghana maupun asing, memandang pemungutan suara tersebut secara umum bebas dan adil, tetapi beberapa kontroversi tetap ada mengenai pekerjaan komisi pemilihan.
Lebih dari selusin anggota parlemen oposisi didakwa melakukan pertemuan yang melanggar hukum pada hari Senin setelah memprotes hasil pemilihan.
BACA JUGA: Turun Gunung, Ini Tanggapan Obama Soal Kerusuhan di Capitol Hill
Sementara, seorang anggota parlemen terpilih dari Partai Patriotik Baru (NPP) Akufo-AddoSamuel Abu Jinapor, menggambarkan peristiwa di parlemen sebagai kekacauan total.
"Semua menjadi kacau. Setiap orang berebut kekuasaan, ini sangat berbahaya untuk politik di Ghana," ungkapnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News