Ngeri, Serangan Roket Setan Israel Buat Langit Suriah Bergetar

GenPI.co - Pasukan Suriah menanggapi agresi Israel di selatan negara itu. Pasalnya, ratusan roket dilepaskan ke negara tersebut dari dataran tinggi Golan.

Serangan itu dilaporkan hingga menyebabkan kerusakan seluruh material, demikian pernyataan kantor berita negara SANA yang dikutip dari sumber militer Suriah.

BACA JUGA: Meruncing! AS & China Saling Ancam Ingin Akhiri Zaman, Karena Ini

"Pertahanan anti-udara kami sempat merespons dan mencegat sebagian besar rudal musuh, tapi itu terlalu banyak roket diturunkan,” kata sumber itu, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (4/2/2021).

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan pemboman Israel mengenai posisi milik pasukan rezim dan di mana milisi pro-Iran ada di provinsi selatan Quneitra tersebut.

Sementara, saksi mata di ibu kota, Damaskus, mengungkapkan bahwa mereka mendengar suara ledakan maha dahsyat hingga membuat langit Suriah bergetar.

Sebagai informasi, Israel secara rutin telah melakukan serangan di Suriah, sebagian besar terhadap target yang terkait dengan Iran dalam apa yang dikatakannya sebagai upaya untuk mencegah musuh bebuyutannya mengkonsolidasikan pijakan di sepanjang perbatasan utara.

Tetapi tentara Israel jarang mengakui serangan individu tersebut dan tidak mengomentari laporan terbaru.

Namun, militer mengatakan telah mencapai sekitar 50 target di negara yang dilanda perang selama tahun 2020, tanpa memberikan rincian.

Menurut Observatorium, yang mengandalkan sumber-sumber di lapangan di Suriah, serangan Israel di Suriah timur telah menewaskan 57 orang dari pemerintah dan sekutu pejuang pada 13 Januari lalu.

BACA JUGA: Myanmar Makin Panas! Rakyat Lawan Kudeta, Militer Bisa Mati Gaya

Selain itu, pada 22 Januari, empat warga sipil, termasuk dua anak, terbunuh oleh serangan Israel di provinsi Hama Suriah.

Kemudian tiga pejuang pro-Iran tewas setelah Israel melakukan serangan udara di berbagai posisi di Suriah selatan dan selatan ibu kota Damaskus pada 7 Januari.(*)