Vaksin AstraZeneca Dianggap Tak Efektif Lawan Virus Varian Baru

07 Februari 2021 20:30

GenPI.co - Vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford tampaknya hanya menawarkan perlindungan terbatas, dan tidak termasuk oleh virus corona varian baru salah satunya dari Afrika Selatan.

Pernyataan pada Sabtu (6/2/2021) itu muncul setelah Financial Times melaporkan bahwa vaksin tersebut gagal mencegah penyakit ringan dan sedang yang disebabkan oleh varian yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.

BACA JUGA: Diklaim Lebih Paten, China Perkenalkan Metode Swab Baru ke Dunia

Surat kabar tersebut mengutip data awal dari uji coba yang dilakukan oleh Universitas Witwatersrand Afrika Selatan dan Universitas Oxford, yang temuannya akan diterbitkan pada Senin (8/2/2021).

Financial Times mencatat bahwa tidak satu pun dari lebih dari 2.000 peserta yang sebagian besar sehat dan muda dalam uji coba telah dirawat di rumah sakit atau meninggal.

Sementara, juru bicara AstraZeneca menerangkan bawha dalam uji coba fase I/II kecil ini, data awal telah menunjukkan efektivitas terbatas terhadap penyakit ringan terutama karena varian B.1.351 Afrika Selatan.

“Namun, kami belum dapat memastikan dengan tepat efeknya terhadap penyakit parah dan dirawat di rumah sakit mengingat sebagian besar subjeknya adalah orang dewasa muda yang sehat," demikian pernyataan jubir AstraZeneca, seperti dilansir dari Reuters, Minggu (7/2/2021)

Perusahaan mengatakan yakin vaksinnya dapat melindungi dari penyakit parah, mengingat aktivitas antibodi penetral setara dengan vaksin Covid-19 lain yang telah menunjukkan perlindungan terhadap penyakit parah.

Lebih lanjut, juru bicara itu juga menerangkan  AstraZeneca telah mulai mengadaptasi vaksinnya terhadap varian Afrika Selatan dan akan berkembang pesat melalui pengembangan klinis sehingga siap untuk pengiriman musim gugur jika diperlukan.

Sedangkan, ribuan perubahan individu telah muncul ketika virus bermutasi menjadi varian baru, hanya sebagian kecil yang mungkin menjadi penting atau mengubah virus dengan cara yang berarti, menurut British Medical Journal.

Di antara varian virus corona yang saat ini paling mengkhawatirkan para ilmuwan dan pakar kesehatan masyarakat adalah varian yang disebut Afrika Selatan, Inggris, dan Brasil, yang tampaknya menyebar lebih cepat dari pada yang lain.

Pengembang vaksin lain termasuk Johnson & Johnson dan Novax juga mengatakan vaksin mereka menunjukkan penurunan kemanjuran dalam uji klinis yang dilakukan di Afrika Selatan.

Vaksin Johnson & Johnson 57 persen efektif di Afrika Selatan, dibandingkan dengan 72 persen di Amerika Serikat dan 66 persen di Amerika Latin.

Novax, sementara itu, mengatakan vaksinnya 89,3 persen efektif dalam uji coba yang dilakukan di Inggris, tetapi hanya menunjukkan efektivitas 50 persen dalam uji coba yang dilakukan di Afrika Selatan.

BACA JUGA:  Korsel Beri Cuma-cuma Vaksin Covid-19 ke Korut

Moderna juga melaporkan respons imun yang berkurang dari vaksinnya terhadap varian Afrika Selatan, dan mengatakan akan menguji suntikan penguat baru yang ditujukan untuk varian itu.

Para ilmuwan mengatakan mutasi tersebut menggarisbawahi perlunya mempercepat upaya vaksinasi sebelum varian baru dan bahkan lebih berbahaya muncul.(*)

 

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co