Astaga, Boeing Ternyata Berbohong Soal Kualitas Pesawat 737 MAX

10 Februari 2021 18:58

GenPI.co - Para Direktur Boeing Co., termasuk Chief Executive Officer David Calhoun, ternyata telah berbohong tentang pengawasan perusahaan atas pesawat 737 Max 8.  

Hal ini terungkap setelah dua kecelakaan fatal yang melibatkan pesawat tersebut. Termasuk insiden yang terjadi pada pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat, 29 Oktober 2018 lalu.  

BACA JUGA: Turki Kenalkan Rudal S-400 Pemecah Bumi, AS Dibuat Gemetaran

Dewan direksi dilaporkan mengabaikan tanda bahaya tentang 737 Max dan tidak mengembangkan alatnya sendiri untuk mengevaluasi keselamatan di samping itu tidak meminta pertanggungjawaban mantan CEO Dennis Muilenburg.

"Pesawat 737 Max 8 cacat desain," demikian pernyataan dalam pengajuan pengadilan yang baru-baru ini dibuka itu, seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (10/2/2021).

Sementara, kata investor dalam pengaduan Delaware Chancery Court bahwa sebelum 737 Max dihentikan, dewan gagal melakukan evaluasi sendiri atas keamanan menjaga 737 Max tetap tinggi, dan memperburuk kurangnya pengawasan dengan berbohong di depan umum tentang hal itu.

Ini merupakan bagian dari gugatan derivatif yang pertama kali diajukan pada 2019 oleh pemegang saham Boeing setelah kecelakaan Lion Air dan Ethiopian Air 737 Max. Kedua kecelakaan itu merenggut 346 nyawa.

Keluhan yang diamandemen tersebut untuk pertama kalinya mengumumkan detail tentang penanganan internal Boeing atas kecelakaan 737 Max, yang menyebabkan pesawat tersebut dilarang terbang selama dua tahun.

Hakim Pengadilan Kanselir Delaware Morgan Zurn setuju untuk membuat detail gugatan menjadi publik setelah menyimpulkan "kepentingan publik" dalam penanganan dewan atas kegagalan pesawat 737 Max.

"Seharusnya tidak mengherankan bahwa pengajuan oleh penggugat yang berusaha untuk mendapatkan keuntungan dalam gugatan memberikan gambaran yang menyesatkan dan tidak lengkap tentang aktivitas Boeing dan dewan direksi," jelas juru bicara Boeing, Bradley Akubuiro.

Selain itu, dalam pengajuan perusahaan, dewan direksi Boeing menyatakan bahwa mereka memiliki mekanisme yang kuat untuk mengevaluasi profil keselamatan 737 Max sebelum terbang.

Sistem ini beroperasi terus untuk memastikan keterlibatan dewan dalam hal-hal yang terkait dengan keselamatan, dan kualitas produk Boeing.

Sebelumnya, Federal Aviation Administration (FAA), otoritas penerbangan Amerika Serikat, telah mengizinkan pesawat Boeing 737 Max 8 kembali beroperasi.

BACA JUGA: Duh, Tenaga Medis Bolivia Mogok Kerja di Tengah Covid-19 Melonjak

Pesawat Max 8 di-grounded di seluruh dunia pada Maret 2019 setelah Ethiopian Airlines Flight 302 jatuh menghunjam ke tanah hanya 6 menit setelah take off.

Sedangkan, pesawat jenis yang sama milik Lion Air, JT-610, jatuh masuk ke laut 11 menit setelah take off dari Bandara Soekarno-Hatta pada November 2018 lalu.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co