GenPI.co - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris, mendukung pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan menegaskan menentang penyelidikan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Seruan itu, yang pertama di antara keduanya sejak Harris dan Presiden AS Joe Biden menjabat pada Januari 2021 lalu, menyusul pengumuman penyelidikan ICC pada hari Rabu (3/3/2021) lalu.
BACA JUGA: Kaget, AS Serang Pengadilan Internasional, Dunia Dibuat Bergetar
Pengadilan memutuskan pada bulan Februari bahwa wilayah Palestina yang diduduki berada di bawah yurisdiksinya, membuka jalan bagi penyelidikan kejahatan perang yang dilakukan oleh Palestina dan Israel.
Ketua Jaksa Fatou Bensouda berjanji penyelidikan akan dilakukan secara independen, tidak memihak dan obyektif, tanpa rasa takut atau bantuan.
Bensouda, yang akan digantikan oleh jaksa penuntut Inggris Karim Khan pada 16 Juni mengatakan, pada Desember 2019 bahwa kejahatan perang telah atau sedang dilakukan di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Dia juga menyebut tentara Israel dan kelompok bersenjata Palestina seperti Hamas sebagai kemungkinan pelaku.
Selain itu, Harris dan Netanyahu mencatat bahwa pemerintah mereka menentang upaya Pengadilan Kriminal Internasional untuk menjalankan yurisdiksinya atas personel Israel.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga menambahkan bahwa Washington sangat menentang dan sangat kecewa dengan keputusan ICC tersebut.
BACA JUGA: Kapal Perang Jerman-Inggris Serbu Laut China, Duh Bumi Bisa Tamat
“Israel bukanlah pihak dalam ICC dan belum menyetujui yurisdiksi Pengadilan, dan kami memiliki kekhawatiran serius tentang upaya ICC untuk menjalankan yurisdiksinya atas personel Israel,” kata Blinken dalam pernyataannya, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (5/3/2021).
Harris dan Netanyahu juga setuju untuk terus bekerja sama dalam masalah keamanan regional, khususnya program nuklir Iran dan perilaku berbahaya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News