GenPI.co - Human Rights Watch (HRW) melaporkan pasukan Eritrea menembak mati ratusan anak dan warga sipil dalam pembantaian November di wilayah tetangganya, Ethiopia, Tigray, yang dilanda perang.
Laporan hari Jumat (5/3/2021) lalu adalah analisis besar kedua tentang pelanggaran Eritrea di kota Axum, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO, dalam seminggu terakhir.
BACA JUGA: Mengejutkan, Orangutan Indonesia Divaksin Covid di AS Bikin Gemas
Investigasi Amnesty International atas peristiwa yang sama merinci bagaimana pasukan Eritrea mengamuk dan secara sistematis membunuh ratusan warga sipil dengan darah dingin.
Penemuan dari pengawas hak asasi manusia muncul ketika kekhawatiran global meningkat atas kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Eritrea di Tigray.
Dilansir Reuters, Minggu (7/3/2021), para pemimpin PBB menuduh Eritrea melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan mendesak mereka untuk mundur.
Addis Ababa dan Asmara menyangkal Eritrea terlibat aktif dalam Tigray.
Perdana Menteri Abiy Ahmed mengumumkan operasi militer melawan kepemimpinan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), partai yang saat itu berkuasa di Tigray, pada awal November, mengatakan bahwa operasi tersebut datang sebagai tanggapan atas serangan TPLF di kamp-kamp militer federal.
Pasukan Ethiopia dan Eritrea memasuki Axum pada 20 November setelah penembakan 'tanpa pandang bulu' yang menewaskan warga sipil, kata laporan HRW yang diterbitkan pada hari Jumat.
BACA JUGA: Sabda Paus-Ayatollah Menggetarkan Jiwa Sebut Nama Allah, Takjub!
Orang Eritrea kemudian terlibat dalam "penjarahan yang meluas" karena sebagian besar tentara Ethiopia mengawasi, kata laporan itu.
“Saya bertanya kepada seorang tentara, mengapa Anda tidak melakukan apa-apa, Anda adalah orang Etiopia, dan kami berada di Etiopia, Anda mengizinkan orang Eritrea untuk melakukan ini," ungkap seorang penduduk Tigray.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News