Ironi, 31% Wanita Dipaksa Begituan Sampai Nungging, Bikin Lemas

11 Maret 2021 15:58

GenPI.co - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) laporkan satu dari tiga wanita di seluruh dunia telah menjadi korban kekerasan seksual atau fisik selama hidup mereka.

Badan PBB tersebut merilis penelitian yang mendesak pemerintah untuk mencegah kekerasan, meningkatkan layanan bagi korban, dan mengatasi ketidaksetaraan ekonomi yang sering membuat perempuan dan anak perempuan terjebak dalam hubungan yang melecehkan.

BACA JUGA: AS Sanksi Pejabat Iran, Dunia Dibuat Gemetaran, Ngeri-Ngeri Sedap

Dilansir Reuters, Kamis (11/3/2021) menurut WHO dalam apa yang disebut studi terbesar yang pernah ada, yang mencakup data dan survei nasional dari 2000-2018, sekitar 31 persen wanita berusia 15-49 tahun, atau hingga 852 juta wanita, pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual.

“Kekerasan terhadap perempuan mewabah di setiap negara dan budaya, menyebabkan kerugian bagi jutaan perempuan dan keluarga mereka, dan telah diperburuk oleh pandemi Covid-19,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Seorang suami atau pasangan intim adalah pelaku yang paling umum dan jumlah korban yang tidak proporsional berada di negara-negara termiskin.

Satu dari empat wanita menjadi sasaran kekerasan yang dilakukan oleh pasangan intim mereka, dan pelecehan kadang-kadang dimulai pada usia yang sangat muda yaitu 15 tahun.

Negara-negara dengan prevalensi perempuan tertinggi yang menghadapi kekerasan termasuk Kiribati, Fiji, Papua Nugini, Bangladesh, Republik Demokratik Kongo, dan Afghanistan, data WHO menunjukkan. Tarif terendah terjadi di Eropa, hingga 23 persen, seumur hidup.

Angka sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi karena pelaporan pelecehan seksual yang kurang, sebuah kejahatan yang sangat distigmatisasi.

Heidi Stoeckl, yang terlibat dalam penelitian tersebut, menyoroti fakta bahwa angka-angka tersebut tidak berubah selama satu dekade terakhir.

“Sayangnya mereka tetap sama,” kata Stoeckl, yang juga direktur Pusat Kesehatan dan Kekerasan Gender di London School of Hygiene and Tropical Medicine.

BACA JUGA: Ironi, Kisah Gadis New York Dipaksa Pejabat Jadi Teman Tidur

Sementara, Stoeckl mengakui adanya peningkatan kesadaran masyarakat tentang masalah kekerasan gender, dia menggarisbawahi kurangnya tindakan pemerintah untuk mengimplementasikan program-program yang mencegahnya.

“Yang dibutuhkan adalah perubahan sistemik besar dalam ketimpangan sosial ekonomi yang dihadapi perempuan,” ungkapnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co