GenPI.co - Sebanyak 180 orang termasuk pekerja asing terperangkap di dalam sebuah hotel di kota Mozambik utara di bawah pengepungan selama tiga hari oleh pejuang yang terkait dengan kelompok ISIL (ISIS).
Dilansir dari AFP, Minggu (28/3/2021) melaporkan mengutip saksi dan kelompok hak asasi, setelah serangan di kota Palma dekat lokasi gas alam cair (LNG) di provinsi Cabo Delgado.
BACA JUGA: Merinding, Iran-China Kirim Hawa Neraka ke AS, Dunia Melongo
Pejuang yang terkait ISIS memulai penggerebekan di kota pantai pada Rabu sore, memaksa penduduk yang ketakutan untuk melarikan diri ke hutan sekitarnya ketika LNG dan pekerja pemerintah mencari perlindungan di hotel Amarula Palma.
“Hampir seluruh kota hancur. Banyak orang tewas,” kata seorang pekerja di situs LNG berbicara melalui telepon setelah dia dievakuasi ke Afungi.
Dia tidak memberikan rincian tentang korban jiwa maupun kewarganegaraan mereka.
"Saat penduduk setempat melarikan diri ke hutan, pekerja dari perusahaan LNG, termasuk orang asing, mengungsi di hotel Amarula di mana mereka menunggu untuk diselamatkan," katanya, dan meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Sementara, Human Rights Watch menyatakan para penyerang terkait dengan kelompok yang dikenal secara lokal sebagai al-Shabab, yang tidak diketahui memiliki hubungan langsung dengan kelompok bersenjata Somalia dengan nama serupa.
"Beberapa saksi mengatakan kepada Human Rights Watch bahwa mereka melihat mayat di jalan-jalan dan penduduk melarikan diri setelah pejuang Al-Shabab menembak tanpa pandang bulu ke orang dan bangunan," kata kelompok hak asasi itu dalam sebuah pernyataan.
Sedangkan, pemerintah Mozambik pada Kamis mengkonfirmasi serangan di kota itu dan mengatakan tentara telah melancarkan serangan untuk mengusir para pejuang dari kota itu, pusat proyek gas raksasa.
Putaran serangan baru dimulai pada Rabu beberapa jam setelah Total mengumumkan dimulainya kembali pekerjaan secara bertahap di proyek LNG, yang telah terhambat oleh pemberontakan yang terus berlanjut di wilayah tersebut.
BACA JUGA: Sangar, Amukan AS-Inggris ke Junta Militer Myanmar Bikin Ambyar
Provinsi Cabo Delgado telah menjadi sasaran kampanye bersenjata yang mendidih sejak 2017 yang telah menyebabkan hampir 700.000 orang mengungsi dari rumah mereka.
Kekerasan itu telah menewaskan sedikitnya 2.600 orang, setengah dari mereka warga sipil, menurut badan pengumpul data Lokasi Konflik Bersenjata dan Data Peristiwa (ACLED) yang berbasis di Amerika Serikat.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News