Gebrakan Baru WHO Lawan Corona, Indonesia Dilibatkan Berperang

30 Maret 2021 23:23

GenPI.co - Para pemimpin dari 23 negara dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan perjanjian internasional untuk kesiapsiagaan pandemi akan melindungi generasi mendatang.

Gagasan perjanjian semacam itu, yang bertujuan untuk memperketat aturan tentang berbagi informasi dan memastikan akses universal dan adil terhadap vaksin, serta obat-obatan dan diagnostik untuk pandemi.

BACA JUGA: Gebrakan Baru China Lawan Corona, Dunia Dibuat Melongo

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan beberapa pemimpin dunia, termasuk Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan mitranya dari Rwanda Paul Kagame memberikan dukungan mereka di balik proposal tersebut.

"Dunia tidak bisa menunggu sampai pandemi selesai untuk mulai merencanakan yang berikutnya," kata Tedros dalam pernyataannya, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (30/3/2021).

Dia menambahkan perjanjian itu akan berakar pada konstitusi badan kesehatan PBB.

Tak hanya itu, para pemimpin Fiji, Italia, Portugal, Rumania, Kenya, Yunani, Korea Selatan, Chili, Kosta Rika, Albania, Afrika Selatan, Trinidad dan Tobago, Belanda, Tunisia, Senegal, Spanyol, Norwegia, Serbia, Indonesia dan Ukraina juga meminjamkan dukungan mereka terhadap gagasan tersebut.

“Akan ada pandemi lain dan keadaan darurat kesehatan besar lainnya. Tidak ada satu pun pemerintah atau lembaga multilateral yang dapat mengatasi ancaman ini sendirian,” tulis para pemimpin dalam opini bersama yang diterbitkan di surat kabar di seluruh dunia.

Perjanjian tersebut juga akan menyatakan bahwa kesehatan manusia, hewan, dan planet semuanya terhubung dan harus mengarah pada tanggung jawab bersama, transparansi, dan kerja sama secara global.

"Kami yakin bahwa itu adalah tanggung jawab kami, sebagai pemimpin negara dan lembaga internasional, untuk memastikan bahwa dunia belajar dari pandemi Covid-19," tulis para pemimpin itu.

Namun, meski usulan mereka menyerukan solidaritas, tidak ada indikasi negara mana pun akan segera mengubah pendekatannya sendiri untuk menanggapi pandemi.

Ada juga sedikit rincian untuk menjelaskan bagaimana kesepakatan semacam itu sebenarnya dapat memaksa negara-negara untuk bertindak lebih kooperatif.

Sedangkan, para pemimpin China dan Amerika Serikat tidak menandatangani surat itu, tetapi Tedros menilai kedua kekuatan telah menanggapi secara positif proposal tersebut, dan semua negara akan diwakili dalam pembicaraan.

BACA JUGA: Gebrakan Sri Lanka Diskriminasi Agama Islam, Dunia Dibuat Melongo

Terlepas dari itu, Tedros meminta negara-negara kaya pekan lalu untuk segera menyumbangkan 10 juta vaksin COVID-19 sehingga kampanye imunisasi dapat dimulai di semua negara dalam 100 hari pertama tahun ini.

Hingga kini belum ada satu negara pun yang secara terbuka menawarkan untuk membagikan vaksinnya dengan segera. Dari lebih dari 459 juta vaksin yang diberikan secara global, mayoritas hanya ada di 10 negara.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co