Aroma Busuk Amerika Tercium, Bos ISIS Ternyata...

11 April 2021 14:20

GenPI.co - Aroma busuk Amerika akhirnya tercium ke mana-mana. Itu dipicu munculnya Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi sebagai bos ISIS. Saat menjadi tahanan, Ibrahim diketahui sering membantu Amerika.

Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi adalah pria yang diidentifikasi sebagai pemimpin baru ISIS. Pemimpin ISIS sebelumnya, Abu Bakr al-Baghdadi, tewas selama operasi militer Amerika  di Suriah pada 2019.

BACA JUGA: Weton Paling Sempurna! Nasib Baik, Hoki dan Rezeki, Semua Diambil

Bos baru ISIS itu ternyata mantan tahanan militer AS yang kooperatif, yang membantu Amerika dengan memberikan informasi penting tentang kelompok teror tersebut.

Catatan riwayat al-Qurashi ini terungkap dari dokumen Amerika yang tak dipublikasikan, yang diperoleh The Washington Post.

Al-Qurashi ditahan pada akhir 2007 atau awal 2008 dengan catatan interogasi dihentikan pada Juli 2008. Dokumen tersebut tak menyebutkan kapan dia dibebaskan Amerika.

Namun, selama dua bulan jadi tahanan Amerika, dia memberikan banyak informasi penting. Ada 19 nomor telepon pejabat kelompok cikal bakal ISIS yang dibuka.

Kelompok teroris itu sendiri secara resmi dideklarasikan oleh pemipin pertamanya, Abu Bakr al-Baghdadi, di Mosul, Irak, pada 2014.

Al-Qurashi, lanjut laporan The Washington, juga membantu Amerika untuk mengembangkan sketsa para pemimpin kelompok teroris.

BACA JUGA: Ramalan Sulit Hantui 3 Zodiak Hari Ini, Mohon Bersabar

Semua rahasia ISIS pun terbongkar. Pada titik yang tidak diketahui al-Qurashi berhenti bekerja sama. Dan laporan tersebut mengatakan bahwa dia menjadi cemas atas statusnya.

"Menunjukkan bahwa dia mengharapkan imbalan atas jumlah informasi yang dia berikan," tulis The Washington Post.

Pemerintah Amerika belum berkomentar atas bocornya dokumen tentang sosok pemimpin baru ISIS tersebut.

Sosok al-Qurashi kini jadi buron, di mana Amerika menawarkan hadiah USD10 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya.

Menurut dokumen itu, al-Qurashi adalah mantan tahanan yang membantu AS melenyapkan rivalnya di organisasi teroris cikal bakal kelompok ISIS.

Dia bekerja dengan AS ketika dia berada di penjara pada akhir tahun 2000-an untuk mengidentifikasi para petinggi kelompok teroris.

Laporan tersebut didasarkan pada interogasi rahasia sebelumnya yang mencatat informasi penting yang diserahkan al-Qurashi kepada Amerika.

BACA JUGA: Weton Mumpuni! Muda Disuka, Tua Kaya Raya

Dokumen AS menyebut dia kadang-kadang ingin membocorkan informasi yang membantu pasukan AS melakukan operasi kritis terhadap kelompok teror itu.

Itu termasuk informasi yang membantu pasukan AS menemukan markas besar media rahasia ISIS.

“Tahanan tampaknya lebih kooperatif dengan setiap sesi,” bunyi laporan tahun 2008 yang diperoleh oleh The Washington Post. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co