Mencekam, 10 Aparat Militer Myanmar Disiksa Habis, Dunia Bergetar

11 April 2021 13:33

GenPI.co - Sebuah aliansi etnis di Myanmar yang menentang tindakan keras jenderal terhadap protes anti-kudeta menyerang sebuah kantor polisi di timur pada hari Sabtu (10/4/2021), dan menewaskan sedikitnya 10 aparat militer.

Kantor polisi di Naungmon di negara bagian Shan diserang pagi-pagi sekali oleh pejuang dari aliansi yang mencakup Tentara Arakan, Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang, dan Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar.

BACA JUGA: Ironi, Gadis India Dipaksa Nungging, Kepala Dipenggal Bikin Miris

Diketahui, tentara etnis ini adalah beberapa yang tertua di dunia, yang telah bertempur dengan pasukan pemerintah pusat selama beberapa dekade.

Lebih dari 600 orang telah terbunuh oleh militer dalam tindakan keras terhadap protes terhadap kudeta 1 Februari, menurut sebuah kelompok pemantau.

Ketika kekerasan meningkat, sekitar selusin kelompok bersenjata mengutuk pembuat kudeta sebagai tidak sah dan berjanji untuk mendukung para pengunjuk rasa.

Anggota parlemen sipil, yang sebagian besar bersembunyi setelah pemecatan mereka, telah mengumumkan rencana untuk membentuk 'pemerintah persatuan nasional'.
 
Sementara itu, laporan dari Myanmar mengatakan puluhan orang mungkin telah tewas dalam serangan militer terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta di kota Bago.

Sekitar 60 orang mungkin tewas dalam bentrokan di kota, sekitar 60 km (32 mil) timur laut Yangon, menurut Radio Free Asia mengutip para saksi.

Sedangkan, situs berita Myanmar Now mengutip seorang pemimpin protes yang mengatakan lusinan mayat telah dibawa ke dalam kompleks pagoda tempat militer ditempatkan.

Saksi mata yang dikutip oleh kedua media melaporkan berjam-jam tembakan yang dimulai pada hari Jumat (9/4/2021) lalu.

BACA JUGA: Rakyat Sipil Bangkit, Polisi Myanmar Jumpalitan, Kabur ke India

Protes terhadap kudeta Februari berlanjut pada hari Sabtu di Yangon, Mandalay, Bagan, Sagaing, Myeik dan banyak kota lainnya.

Tindakan keras militer juga mencakup laporan tentang pengunjuk rasa yang disiksa dalam penahanan dan hukuman yang berat.(*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co