Kabar Buruk, Prediksi Gelombang 3 Covid Indonesia Bikin Lemas

18 November 2021 12:30

GenPI.co - Ada kabar buruk yang diucap epidemiolog. Prediksi gelombang 3 covid di Indonesia ternyata bisa bikin lemas. Waspadalah! 

Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, potensi terjadinya gelombang 3 di Indonesia tergolong besar.

Akan tetapi jumlah kasus diprediksi tidak akan lebih banyak dari gelombang pertama.

BACA JUGA:  Kabar Covid Bikin Dunia Gelisah, Joe Biden dan Xi Jinping Siaga 1

“Gelombang pertama itu 18 ribu pada bulan Januari 2021, apalagi gelombang kedua jumlah kasusnya sampai 54 ribu. Potensi gelombang 3 akan kurang dari 5.000 kasus,” ujar Tri dalam diskusi virtual yang diikuti di Jakarta, Rabu, 17 November 2021.

Dia menerangkan kondisi yang bisa membuat gelombang ketiga terjadi yakni mobilitas yang tinggi saat Natal dan Tahun Baru.

BACA JUGA:  Guru Besar UI Sampaikan Kabar Baik Kasus Covid-19 di Indonesia

Prediksi adanya peningkatan mobilitas saat berlibur tak diiringi dengan kepatuhan menerapkan prokes. Natal dan Tahun Baru kerap menimbulkan kenaikan kasus pada Januari.

“Nah ini yang harus hati-hati, berkerumun. Mobilitas, boleh ke mana-mana asal tidak berkerumun,” kata Tri.

BACA JUGA:  Gawat Banget! Kasus Covid Naik Terus, Pasien Wisma Atlet Nambah

Tak hanya itu, dia menuturkan faktor lainnya yang dapat memengaruhi lonjakan kasus yakni relaksasi PPKM yang terkesan terburu-buru sehingga membuat mobilitas masyarakat meningkat signifikan.

Untuk itu, Tri menegaskan semua pihak perlu mewaspadai subvarian Delta AY.4.2. yang sudah terdeteksi di negara tetangga.

Singapura dan Malaysia, sudah dibuat kewalahan oleh varian ini. Banyak sektor yang sudah dibuat kolaps.

“Surveillance kita kurang baik atau kurang bisa menangkap kasus yang sesungguhnya. Jadi kasus yang sesungguhnya mungkin dilaporkan dua hari lalu. Sebenarnya (angka) lebih dari itu karena semua kabupaten/kota mau level satu,” kata dia.

Untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga atau lonjakan kasus, kata dia, ada sejumlah cara.

Salah satunya membuat Perda soal wajibnya memakai masker dan tak berkerumun, memperbaiki surveillance dan tak terburu-buru melakukan relaksasi, hingga pendekatan hukum untuk membuat masyarakat taat prokes.

“Kultur kita cepat melupakan. Orang sudah lupa saat itu mendengar kematian akibat covid-19, orang Indonesia cepat melupakan itu. Lalu memakai masker di pasar baik penjual maupun pembeli, sudah kurang,” katanya.

Tri menjelaskan, potensi gelombang ketiga itu akan muncul apabila sebagian masyarakat berkerumun dan tak memakai masker.

Selain itu, banyak yang menganggap bahwa covid-19 telah melandai dan potensi penularan bakal berkurang, sehingga tak sedikit masyarakat yang abai prokes.

Padahal, kata dia, pandemi masih berlangsung dan dibutuhkan kesadaran bersama dalam memutus rantai penularan.

Paling penting tak menganggap enteng kendati telah mendapatkan vaksinasi dua dosis.

“Itu terbukti di negara-negara di Eropa meledak lagi seperti di Inggris, Prancis, sekarang meningkat lagi,” kata Tri. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co