Teknologi Robotic Surgery di Indonesia Top, Pak Jokowi Bersuara

27 Januari 2022 13:08

GenPI.co - Inovasi bedah robotik (robotic surgery) untuk pertama kalinya dikembangkan Indonesia pada 2012 di Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta.

Hal ini terjadi berkat tangan dingin Dr. dr. Ivan Sini, MD, FRANZCOG, GDRM, SpOG, yang menjadi pelopor dan satu-satunya rumah sakit yang menyediakan robotic surgery di Indonesia.

Dimulai dengan 2 dokter ahli robotic surgery serta jumlah dan jenis kasus yang terbatas, tren robotic surgery pun telah maju pesat.

BACA JUGA:  Inovasi Hotel Sahid Jaya Kece, Kini Pakai Robot Pelayan

Kini, sudah ada 16 dokter spesialis tersertifikasi robotic surgery Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta dari berbagai spesialisasi yang dapat melakukan robotic surgery, dengan hampir 600 kasus beragam yang sudah ditangani, mulai dari kasus ginekologi hingga urologi.  

Presiden Joko Widodo menyebutkan betapa pentingnya dapat mengadopsi pengembangan advance robotics oleh sumber daya manusia di bidang kedokteran, guna mengantisipasi terobosan teknologi dalam sektor kesehatan agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lain.

BACA JUGA:  Robot Transformer Ikut Vaksinasi di SDN 03 Menteng, Seru Banget

"Kemajuan robotic surgery di Indonesia tentu sejalan dengan upaya untuk menekan tingginya jumlah masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri," ujar Jokowi dalam keterangannya, Kamis (27/1/2022).

Sementara, Managing Director Bundamedik Healthcare System (BMHS) Yudiyantho menambahkan di tengah peningkatan minat dan kepercayaan masyarakat terhadap robotic surgery, peningkatan jumlah dokter serta kemampuan mereka dalam bidang robotic surgery memang menjadi kunci mendorong kemajuan tren robotic surgery di tanah air.

BACA JUGA:  Generasi Terbaru Robot Perang Israel Bisa Gantikan Peran Tentara

Tercatat ada lebih dari 27.000 dokter di Amerika Serikat dan lebih dari 14.000 dokter di negara-negara lainnya yang mampu melakukan robotic surgery.

Untuk robot Da Vinci sebagai sistem bedah robotik yang digunakan dalam prosedur robotic surgery, sudah ada sekitar 6.000 robot, dengan hampir 700 diantaranya tersebar di Asia Tenggara per 2019.

"Ini tentu jadi motivasi bagi kami juga untuk terus mendorong kemajuan robotic surgery Indonesia yang kompetitif, khususnya melalui strategi pengembangan SDM tenaga medis, sehingga bisa memberikan layanan berkualitas tinggi kepada pasien," jelasnya.

Sejak 2012, Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta secara konsisten terus mengakomodasi kemajuan tenaga medis robotic surgery lewat pendidikan dan pelatihan bersertifikasi berskala dunia, utamanya ke pusat-pusat pelatihan terkemuka di Amerika Serikat, selain juga Australia, Korea, Jepang, dan sejumlah negara lainnya.

Terbukti, di awal Januari 2022, Rumah Sakit Umum Bunda  Jakarta pun berhasil melakukan operasi operasi pengangkatan prostat dengan teknologi robotik Indonesia.

"Dengan meningkatnya minat masyarakat dan kemajuan teknologi saat ini, kedepan kami juga akan segera memperluas pengembangan robotic surgery di Indonesia ke layanan bedah robotik untuk kasus bedah digestif, onkologi, bedah thorax, dan bedah THT," ungkapnya.

Pada umumnya, robotic surgery dipilih pasien karena operasi yang lebih singkat, pengurangan efek pendarahan, dengan rasa nyeri pascaoperasi lebih ringan serta waktu penyembuhan lebih cepat, sehingga mempersingkat lama rawat pasca operasi.

Robotic surgery juga dijamin akurat, dan lebih presisi dibanding laparoscopy.

"Sejak 2014, kami melihat peningkatan yang tinggi dari adopsi pasien terhadap robotic surgery karena melihat berbagai pengalaman pasien lainnya yang puas dengan hasil robotic surgery. Di 2022 ini, kami fokus memperluas layanan robotic surgery untuk penanganan mioma uteri, kista ovarium, operasi angkat rahim, kanker usus, operasi bariatrik, operasi hernia, kanker prostat, kanker ginjal serta operasi angkat prostat," tutur dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co