GenPI.co - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus bergerak untuk menurunkan angka stunting.
Salah satunya dengan menggelar Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI) di Semarang, Selasa (1/3).
“Acara sosialisasi ini menjadi penting mengingat BKKBN sedang memfinalisasi RAN PASTI dengan pendekatan keluarga berisiko stunting,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.
Dia menjelaskan peran tim pendamping keluarga di daerah-daerah sangat penting karena menjadi garda terdepan.
“RAN PASTI menjadi acuan pelaksanaan percepatan penurunan stunting bagi kementerian dan lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, pemerintah desa, serta pemangku kepentingan lainnya,” kata Hasto.
Hasto memastikan BKKBN mendukung dan memperhatikan upaya konvergensi dengan mengedepankan kebaruan, khususnya di tingkat desa dan keluarga.
BKKBN sendiri memiliki 200 ribu tim pendamping keluarga yang terdiri dari bidan, PKK, dan kader KB atau kader pembangunan lainnya ada di desa.
Dengan demikian, jumlah itu setara 600 ribu orang. Mereka akan dilatih dan mendampingi calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu dalam masa interval kehamilan, serta anak usia 0-59 bulan.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menantang dirinya beserta jajarannya terus berkomitmen memerangi stunting di wilayahnya.
Dirinya tidak segan-segan bersama ketua PKK Kota Semarang melakukan pemeriksaan door to door ke lapangan.
Tujuannya ialah untuk memastikan keluarga yang potensial stunting di daerah ditangani dengan benar dan maksimal.
“Begitu ada laporan kasus stunting, misalnya di daerah Mangunharjo, saya bersama ketua Forum Kota Sehat Semarang langsung turun ke bawah,” ujar Hendrar. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News