GenPI.co - Beberapa penyakit serius kerap ditandai dengan masalah kesehatan yang terkesan tak parah, termasuk gejala kanker ovarium.
Hal tersebut membuat beberapa orang cenderung mengabaikan gejala tersebut.
Dokter onkologi asal Rumah Sakit Fortis, India, Niti Raizada mengatakan bahwa kanker ovarium dimulai pada organ wanita yang menghasilkan sel telur.
"Setiap wanita yang memiliki indung telur berisiko terkena kanker ovarium, meskipun ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko ini," ujarnya, dilansir dari Antara, Minggu (27/3).
Raizada memaparkan ada beberapa tanda dan gejala halus yang biasa dirasakan oleh pasien di fase awal.
Beberapa gejala umum yang kerap diderita pasien kanker ovarium adalah perut kembung, perubahan kebiasaan buang air besar, gangguan pencernaan, dan mual.
“Selain itu, penurunan berat badan drastis, kelelahan, ketidaknyamanan di panggul, sakit punggung, frekuensi buang air kecil meningkat, serta menstruasi yang tidak teratur,” paparnya.
Sayangnya, tidak ada gejala pada tahap awal. Ketika kanker terkandung di ovarium, itu adalah yang paling mudah untuk diobati.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kanker ovarium.
1. Diet dan Olahraga
Olahraga mingguan dan diet sehat adalah hal yang paling penting, seperti mengkonsumsi buah-buahan, sayuran dan makanan yang kaya vitamin D.
Berolahraga 30-40 menit tiap hari juga dapat mengurangi risiko hingga 20 persen.
2. Kehamilan dan Menyusui
Wanita yang telah melahirkan setidaknya satu anak, terutama sebelum usia 30 tahun, memiliki risiko lebih rendah terkena kanker ovarium dan kanker payudara.
Selain itu, menyusui juga diketahui menurunkan risiko terkena kanker ovarium.
3. Gaya Hidup Sehat
Menghindari penggunaan dan paparan produk tembakau tidak hanya dapat menurunkan risiko kanker ovarium, tetapi juga banyak jenis kanker lainnya.
Selain itu, membatasi konsumsi alkohol juga menjadi langkah terbaik dalam menghindari kanker.
4. Pemeriksaan Rutin
Beberapa kasus kanker ovarium dan payudara disebabkan oleh perubahan genetik dan keluarga, yaitu mutasi BRCA1 (gen kanker payudara 1) dan BRCA2 (gen kanker payudara 2).
Oleh karena itu, penting bagi tiap perempuan untuk mengidentifikasi riwayat kesehatan keluarga dapat membantu menerapkan strategi pengurangan risiko. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News