Mengenal Obat Alpara, Kegunaan, Dosis, dan Efek Sampingnya

24 April 2022 16:20

GenPI.co - Pernahkah kamu mendengar obat flu dan batuk dengan nama Alpara? Obat ini mudah ditemukan di apotik atau toko obat karena masuk dalam golongan obat bebas terbatas.

Artinya, obat tersebut meski masih satu kategori dengan obat keras, namun bisa dikonsumsi tanpa resep dokter.

Alpara bisa diberikan kepada anak mulai dari usia 6 tahun. Pemberian obat ini pada anak di bawah usia 6 tahun, begitu pula pada ibu hamil dan menyusui, haruslah dibicarakan terlebih dahulu dengan dokter.

BACA JUGA:  Saat Darah Tinggi Kumat, Kamu Segera Minum Obat Ini, Manjur!

Sebab, obat ini memiliki kandungan yang masuk kategori C untuk ibu hamil. Chat dokter sekarang melalui aplikasi KlikDokter untuk mendapat penjelasan lebih detailnya.

Berikut ini ulasan selengkapnya terkait kegunaan, dosis dan efek samping Alpara.

1. Kegunaan alpara

BACA JUGA:  Sowan ke Ponpes Genggong, Prabowo Bantu Pengobatan Nyai Diana

Alpara disarankan untuk dikonsumsi saat tubuh mulai terserang gejala flu dan batuk seperti bersin-bersin, sakit kepala, hidung tersumbat, dan demam.

Alpara adalah obat kombinasi yang berguna untuk meredakan gejala flu dan batuk dengan 4 bahan aktifnya yaitu paracetamol, phenylpropanolamine HCl, dextromethorphan HBr, dan chlorpheniramine maleate atau CTM.

BACA JUGA:  Fakta Jeruk Nipis dan Kecap Bisa Obati Batuk, Begini Kata Dokter

Alpara bisa membantu mengurangi rasa nyeri dan menurunkan demam saat tubuh terserang gejala flu akibat paparan virus atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

2. Cara kerja Alpara dalam tubuh

Alpara mengandung 4 bahan aktif yang berguna untuk meringankan gejala flu dan batuk. Berikut ulasannya.

  • Paracetamol atau acetaminophen mempunyai sifat analgesik yang berfungsi sebagai pereda nyeri.
  • Phenylpropanolamine HCl bekerja sebagai nasal dekongestan dan agen anoretik yang membantu melegakan hidung tersumbat dengan cara mempersempit pembuluh darah yang membesar saat sistem imun bereaksi terhadap benda asing yang masuk ke tubuh.
  • Dextromethorphan HBr sebagai obat kelas morphinan, bekerja dengan menstimuli bagian di otak yang menyebabkan batuk untuk menekan batuk, termasuk batuk kering.
  • Chlorpheniramine maleate atau CTM bersifat antihistamin, bekerja dengan cara mengurangi kadar produksi histamin berlebih sehingga gejala alergi yang menyertai gejala flu dan batuk bisa mereda.

3. Bolehkah alpara untuk ibu hamil, menyusui, dan anak-anak?

Seperti disebutkan sebelumnya, penggunaan Alpara untuk ibu hamil, menyusui, dan anak-anak di bawah usia 6 tahun perlu rekomendasi dokter.

Sebab Alpara mengandung bahan aktif phenylpropanolamine yang masuk kategori C untuk ibu hamil, yang bisa berpengaruh terhadap perubahan fungsi organ dan bentuk janin, berdasarkan hasil studi pada hewan.

Selain itu, dextromethorphan dan CTM pun termasuk kategori B untuk ibu menyusui, yang mana obat tersebut bisa terserap dan mempengaruhi produksi ASI.

4. Hal penting sebelum mengonsumsi alpara

Konsultasikan pada dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan Alpara sebab bisa menimbulkan kantuk.

Selalu beritahu dokter apabila memiliki riwayat alergi pada salah satu bahan aktif Alpara.

Selalu beritahu dokter mengenai riwayat penyakit termasuk asma dan gangguan fungsi hati, ginjal, dan pecandu alkohol.

Saat periksa ke dokter, selalu beritahu apabila sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil atau menyusui.

5. Dosis dan aturan pakai Alpara

Alpara mempunyai dua bentuk yaitu kaplet dan sirup. Berikut rincian dosis dan kandungannya masing-masing, yaitu:

  • Alpara sediaan kaplet mengandung paracetamol 500 mg, phenylpropanolamine HCl 12.5 mg, chlorpheniramine maleate atau CTM 2 mg, dan dextromethorphan HBr 15 mg.
  • Alpara sediaan sirup tiap 5 ml mengandung paracetamol 125 mg, phenylpropanolamine HCl 3.125 mg, chlorpheniramine maleate atau CTM 0.5 mg, dan dextromethorphan 3.75 mg.
  • Secara umum dosis penggunaan Alpara sesuai sediaan bentuk dan usia adalah sebagai berikut:
  • Sediaan kaplet untuk dewasa 1 kaplet diminum 3 kali sehari, sementara anak usia 7 hingga 12 tahun ½ kaplet diminum 3 kali sehari.
  • Sediaan sirup untuk anak usia 6 hingga 12 tahun sebanyak 2 sendok takar (10 ml) diminum 3 kali sehari.

6. Efek Samping Alpara

Mengonsumsi Alpara bisa menimbulkan efek samping tertentu, mulai dari ringan hingga berat.

Namun, umumnya obat ini bisa ditoleransi dengan baik oleh tubuh selama tidak makan makanan tinggi histamin seperti alkohol, tomat, dan anggur.

Efek samping Alpara ringan di antaranya yaitu mengantuk, pusing, mulut kering, mual, muntah, tidak atau sedikit buang urine.

Sementara efek samping lebih berat seperti ruam dan gatal pada kulit, demam, sakit tenggorokan parah, persendian nyeri harus segera dirujuk ke dokter.

7. Obat yang harus dihindari saat menggunakan Alpara

Alpara bisa berinteraksi dengan obat lain jika digunakan bersamaan. Berikut beberapa obat yang harus dihindari saat mengonsumsi alpara, yaitu:

  • Metoclopramide
  • Carbamazepine
  • Kolestiramin
  • Antikoagulan warfarin
  • Dextromethorphan dengan obat-obatan jenis monoamine oxidase inhibitors (MAOI)

8. Makanan harus dihindari saat menggunakan Alpara

Makanan tertentu bisa mempengaruhi kinerja Alpara dalam tubuh, salah satunya makanan tinggi histamin seperti:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Yasserina Rawie

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co