GenPI.co - Memasuki musim kemarau basah pada Juli, masyarakat harus waspada dengan beragam penyakit akibat virus, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan diare.
Beberapa penyakit yang termasuk ISPA di antaranya asma, flu, pilek, sinusitis, tonsilitis, faringitis, bronkitis, dan bronkiolitis.
Hal ini disampaikan Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr. Intan Annisa Fatmawaty.
"Kalau suhu dingin, virus lebih cepat berkembang biak. Makanya, penyakit-penyakit yang dikarenakan virus itu jadi meningkat," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (8/7/2022).
Ketika kondisi suhu udara turun, sistem imun manusia juga menurun. Kemudian, pembuluh darah pun menyempit sebagai untuk mempertahankan suhu di organ-organ tubuh lainnya.
"Saat masa pancaroba mulai berubah jadi musim kemarau yang hangat, warga sudah mulai keluar buat jalan-jalan. Dari sana penyebaran penyakit terjadi," tuturnya.
Selain itu, infeksi mata merah yang disebabkan virus juga kerap terjadi saat musim pancaroba.
Untuk memproteksi diri dari penyebaran virus di masa pancaroba, Intan mengimbau masyarakat menjaga protokol kesehatan, konsumsi makanan bergizi, perbanyak aktivitas fisik, dan istirahat yang cukup.
"Makanan bergizi bisa membuat kekebalan daya tahan tubuh terbentuk. Konsumsi vitamin dan minum air putih minimal 2 liter sehari. Kalau tidak ada keperluan mendesak baiknya tetap diam di rumah saja," jelasnya.
Langkah preventif lain yang bisa diambil adalah dengan melakukan vaksinasi seperti vaksin influenza.
"Pemerintah tidak menyediakan secara gratis. Tapi, masyarakat bisa akses vaksin influenza di rumah sakit dan klinik terdekat," ucapnya.
Fungsi dari vaksin influenza adlaah membuat kekebalan tubuh meningkat, sehingga saat seseorang terinfeksi, kondisinya tidak terlalu parah. Vaksinasi influenza bisa dilakukan sekali setahun. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News