Penjelasan Tentang Stiff Person Syndrome, Penyakit Langka yang Diderita Celine Dion

10 Desember 2022 03:40

GenPI.co - Penyanyi Celine Dion menghentikan semua penampilannya setelah didiagnosis dengan penyakit langka bernama Stiff Person Syndrome.

Pemenang Grammy lima kali memposting video emosional di Instagram pada Kamis (8/12) menjelaskan keputusannya untuk menunda tur 2023-nya.

Dia mengatakan bahwa dirinya sebenarnya merasa rindu untuk tampil menghibur penonton di atas panggung. 

BACA JUGA:  Tak Disangka, 5 Makanan ini Justru Turunkan Berat Badan

“Aku selalu memberikan 100% ketika aku tampil, tapi kondisiku tidak memungkinkanku untuk melakukan itu sekarang," katanya.

BACA JUGA:  Kamu Sebenarnya Nggak Perlu Minum 8 Gelas Air Sehari, Kata Studi Baru

Pengumuman itu meninggalkan banyak pertanyaan tentang gangguan Stiff Person Syndrome yang diderita Celine Dion.

BACA JUGA:  Kombinasi Olahraga dan Suplemen AFYAA Blacktide, Kebugaran Tubuh Makin Terjaga

Melansir John Hopkins Medicine, itu adalah penyakit saraf langka yang menyebabkan kekakuan otot progresif dan kejang yang menyakitkan yang dapat dipicu oleh berbagai hal.

Gejala penyakit itu  termasuk gerakan tiba-tiba, suhu dingin, stres, atau suara keras yang tidak terduga.

Scott Newsome, direktur Stiff Person Syndrome Center di Johns Hopkins Medicine memberikan penjelasan mengenai penyakit tersebut dalam sebuah video.

“Salah satu masalah terbesar adalah jatuh, Stiff Person Syndrome adalah jatuh,” katanya.

Para ilmuwan tidak tahu persis apa penyebabnya, tetapi gangguan tersebut memiliki ciri-ciri penyakit autoimun.

Newsome melanjutkan, diperlukan waktu sekitar tujuh tahun bagi orang untuk mendapatkan diagnosis sejak gejala dimulai. 

Prognosisnya berbeda untuk setiap orang karena gejalanya bisa sangat bervariasi. 

Seiring waktu, gejala dapat memburuk dan menjadi lebih sulit untuk berjalan atau melakukan tugas sehari-hari. 

Stiff Person Syndrome semakin parah, risiko jatuh meningkat, dan beberapa orang mungkin perlu menggunakan tongkat, alat bantu jalan, atau kursi roda.

Menurut John Hopkins Medicine, gangguan tersebut mempengaruhi satu atau dua orang dalam 1 juta.

Namun, angka sebenarnya bisa jauh lebih tinggi, karena gejalanya dapat mencerminkan banyak masalah medis lainnya.

“Sindrom ini sebagian besar menyerang orang dewasa di usia pertengahan hingga akhir tahun, dan wanita lebih sering terkena daripada pria,” kata Newsome.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co