GenPI.co - Tidak sedikit orang yang makan buah secara salah, membuat mereka malah tidk mendapatkam manfaat kesehatannya sama sekali.
Padahal, buah adalah sumber vitamin dan elemen lain yang membantu menjaga pola makan yang sehat.
Karenanya, banyak ahli gizi dan pakar kesehatan yang merekomendasikan tiap orang mengonsumsinya secara rutin.
Apa saja kesalahan yang kerap orang lakukan saat makan buah? Simak di bawah ini yuk!
Buah lebih cepat rusak dibandingkan dengan makanan lain. Jika digabungkan, dapat menyebabkan terbentuknya racun dalam tubuh yang disebut ama.
Hal ini disebabkan karena food pairing dapat memperlambat pencernaan.
Buah terpaksa tetap berada di dalam perut selama makanan terberat dicerna, membuat penyerapan nutrisi menjadi sulit.
Ia mulai berfermentasi dalam cairan pencernaan, yang biasanya beracun dan dapat meningkatkan kemungkinan penyakit dan kondisi kesehatan lainnya.
Oleh karena itu, sebaiknya dikonsumsi secara terpisah.
Sebaiknya hindari apa pun 2-3 jam sebelum tidur karena mengganggu sistem pencernaan, begitu juga dengan buah.
Konsumsi buah di malam hari kemungkinan mengganggu tidur karena melepaskan banyak gula, yang meningkatkan tingkat energi saat tubuh seharusnya beristirahat.
Di malam hari, kemampuan kita untuk menyerap dan mengasimilasi nutrisi berkurang secara signifikan. Selain itu, makan buah larut malam dapat menyebabkan gejala keasaman.
Tidak hanya anak-anak, tetapi juga orang dewasa, sering terlihat minum air segera setelah makan buah.
Minum air setelah makan buah dapat menyebabkan tingkat pH sistem pencernaan menjadi tidak seimbang, terutama mengkonsumsi buah dengan kandungan air yang tinggi seperti semangka, muskmelon, mentimun, jeruk, dan strawberry.
Ini karena buah yang mengandung banyak air dapat mengubah keseimbangan pH dengan mengurangi keasaman lambung.
Para ahli memperingatkan bahwa hal itu dapat menyebabkan penyakit serius seperti diare atau kolera.
Dalam hal kandungan vitamin dan antioksidan, kulitnya seringkali merupakan bagian yang terbaik. Kulit apel, misalnya, tinggi serat, vitamin C, dan A.
Mengonsumsi kulitnya bahkan mungkin menjadi kunci untuk menurunkan risiko obesitas dan kanker, menurut penelitian.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News