GenPI.co - Pengalaman masa kecil kita memengaruhi perasaan kita terhadap diri sendiri, cara kita berkomunikasi, dan cara kita membentuk hubungan.
Jika kita mengalami trauma selama perkembangan kita, kemungkinan besar hal itu akan mengganggu jalur menuju struktur tersebut.
Ketika kata trauma semakin berkurang stigmanya, dan semakin dipahami, hal ini membuka jalan bagi penyembuhan.
Sebagai anak-anak, lingkungan keluarga kita adalah basis kita, zona aman kita. Idealnya, tempat ini harus selalu aman.
Pengasuh menangani setiap krisis atau ancaman yang dirasakan dengan tepat dan anak-anak belajar bahwa lingkungan akan kembali ke keseimbangan yang tenang.
Sering kali trauma yang diderita anak-anak tidak hanya disebabkan oleh peristiwa yang menimpa mereka, namun sebagian besar disebabkan oleh kurangnya dukungan dan alat yang mereka terima untuk pulih dari peristiwa tersebut dan bergerak maju.
Namun, bagi sebagian orang, lingkungan rumah tersebut bukanlah tempat yang aman.
Hal ini bisa terjadi sepanjang masa kanak-kanak, atau bahkan untuk jangka waktu tertentu, seperti saat terjadi kekacauan.
Jika lingkungannya menakutkan, atau tidak aman, sistem saraf kita berkembang di bawah tekanan ini dan dampaknya akan terasa hingga dewasa.
Inilah sebabnya mengapa banyak orang dewasa yang tumbuh dalam rumah tangga yang traumatis atau kacau kemudian didiagnosis menderita kecemasan yang tinggi. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News