Obati Covid-19, Donor Plasma Konvalesen Serius Digarap Pemerintah

06 Januari 2021 21:10

GenPI.co - Saat ini pemerintah sedang menyiapkan bank donor plasma konvalesen yang bertujuan untuk terapi pasien Covid-19 yang membutuhkan. 

Dalam hal ini, masyarakat Indonesia khususnya para penyintas Covid-19 dapat berkontribusi untuk meningkatkan angka kesembuhan. 

BACA JUGAKeren! Donor Plasma Konvalesen Bisa Sembuhkan Pasien Covid-19

Mengenai terapi ini, Direktur Lembaga Molekuler Eijkman Prof. Amin Soebandrio mengatakan bahwa cara kerjanya menggunakan plasma pasien yang sudah sembuh. 

Langkah awalnya tubuh manusia akan terbentuk antibodi ketika terinfeksi jamur, bakteri atau virus. Terapi plasma merupakan pendekatan dengan mekanisme itu.

“Nah, antibodi itu ketika pasiennya sudah sembuh berarti pasiennya sudah bisa mengatasi infeksinya itu bisa dipakai untuk membantu orang lain yang masih sedang sakit. Jadi prinsipnya seperti zona,” ungkap Amin dalam Webinar BNPB belum lama ini.

Menurut Amin, pengambilan plasma dilakukan pada pendonor yang sehat dan berjenis kelamin laki-laki meskipun perempuan berpeluang. 

Pemilihan jenis kelamin karena laki-laki tidak memiliki antigen HLA. Plasma itu selanjutnya diberikan kepada pasien yang masih dirawat atau yang dalam keadaan sakit berat. 

“Karena plasma ini bisa mengeliminasi atau mengimobilisasi virusnya, maka diharapkan lingkaran infeksi itu akan terputuskan sehingga pasien bisa terhindar dari serangan virus itu,” lanjutnya.

Lebih lanjut ia mengatakan jika perempuan boleh saja asal tidak boleh sedang hamil dan dalam keadaan sehat. “Misalnya dia tidak boleh mengandung malaria, virus HIV, hepatitis dan sebagainya. Itu harus negative,” imbuhnya.

BACA JUGAUji Coba Terapi Plasma Konvalesen Pasien Corona Siap Dilakukan

Menurutnya, terapi yang berlangsung baik memperhatikan tiga komponen, yaitu pendonor yang sehat, produk yang baik, dan penerima plasma. Terkait dengan produk, Amin menjelaskan bahwa produk tersebut memiliki antibodi dalam kadar yang cukup. 

Amin menekankan bahwa pendekatan plasma ini adalah terapi dan bukan pencegahan. “Jadi dia tidak menggantikan vaksin,” pungkasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co