Istana Beber Fakta Mengejutkan, Jokowi Pilih Hari Keramat

26 April 2021 06:35

GenPI.co - Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mendadak meminta masyarakat bersabar menunggu kepastian reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Maju. 

Hal tersebut diungkapkan Fadjroel Rachman di Kompleks Istana Kepresidenan. 

BACA JUGA: Tokoh Ini Jadi Rebutan Pilpres 2024, Calon PDIP Bakal Dikeroyok

Fadjroel Rachman mengaku belum dapat memastikan apakah reshuffle dilakukan sebelum atau sesudah Lebaran 2021. 

"Kapan, siapa, sekali lagi hanya Presiden Joko Widodo dan Allah SWT yang tahu," ujar Fadjroel Rachman, Kamis (22/4). 

Ketika ditanya tentang kemungkinan reshuffle digelar pada Rabu Pon atau Rabu Pahing, Fadjroel Rachman juga belum dapat memberikan jawaban. 

Mantan aktivis ini mengaku, dalam pertemuan terakhirnya dengan Jokowi pada Selasa (20/4) lalu, sama sekali tak ada pembicaraan ihwal reshuffle atau perombakan kabinet. 

BACA JUGA: Rekayasa Penjarakan Habib Rizieq Terkuak, Saksi Tampak Tertekan

Mengacu hari Rabu Pon dan Rabu Pahing disebut-sebut sebagai hari keramat atau istimewa, lantaran beberapa keputusan penting diambil Jokowi pada penanggalan Jawa tersebut. 

"Kita bahkan belum tahu soal ini, karena saya sudah mengatakan tadi pada hari Selasa lalu sama sekali kami tidak membicarakan apa pun tentang hal tersebut," ungkapnya. 

Namun, Fadjroel Rachman kembali menegaskan bahwa perihal siapa saja dan berapa banyak menteri yang dirombak, sepenuhnya menjadi kewenangan Presiden. 

Fadjroel hanya memastikan bahwa menteri baru yang akan dipilih merupakan putra putri terbaik Indonesia. 

"Jadi mengenai kapan, siapa, berapa banyak, apakah akan ada perombakan dan lain-lain itu kita tunggu saja dari Presiden Jokowi secara langsung," jelas Fadjroel Rachman.

Sementara itu, Pengamat Politik Karyono Wibowo blak-blakan mengungkapkan dugaan ada pihak yang mendorong Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan reshuffle kabinet.

Menurut Karyono Wibowo, dorongan itu muncul menyusul rencana peleburan Kementerian Riset-Teknologi (Kemenristek) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta dibentuknya Kementerian Investasi. 

"Langkah presiden tersebut telah mendorong wacana reshuffle tak terhindarkan, bahkan cenderung liar. Namun, hal ini tentu wajar dalam dinamika politik kontemporer. Langkah penggabungan dan pembentukan kementerian baru membuka celah pelbagai kekuatan politik dengan mengapitalisasi momentum untuk mendorong reshuffle kabinet," jelas Karyono Wibowo, Rabu (21/4). 

Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute ini mengatakan, bisa saja Presiden Jokowi memiliki agenda untuk melakukan reshuffle di samping menentukan menteri di Kemendikbud-Ristek dan Kementerian Investasi. 

Oleh sebab itu, Karyono menduga bisa saja ada pergeseran posisi menteri dan atau menggantinya dengan orang baru. 

"Soal siapa yang akan menempati kementerian baru atau menteri yang bakal digeser ke posisi tertentu, tentu menjadi kewenangan presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan," ungkapnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co