Nasib Jokowi Sungguh Mengejutkan, Tidak Bisa Dipercaya Lagi

GenPI.co - Hasil survei Lembaga Penelitian Pendidikan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) menunjukkan sebagian besar masyarakat sebesar 63,1 persen cenderung puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).  

"Meskipun memberikan penilaian cenderung puas, namun penilaian terhadap kinerja presiden dan wakil presiden hanya mencapai kisaran 6 dari skala 1-10," jelas Peneliti LP3ES Erwan Halil dalam keterangan tertulis, Rabu (5/5).

BACA JUGA: Mendadak Denny Siregar Bongkar KPK: Bambang Widjojanto Gemetar...

Merespons kinerja pemerintahan Presiden Jokowi hingga hari ini, Akademisi ilmu pemerintahan Rochendi mengatakan, Jokowi hanya mampu berjanji tanpa melakukan aksi nyata. 

Oleh sebab itu, wajar jika publik tak menghiraukannya lagi sebagai seorang pemimpin negara.

"Jika kinerjanya saja seperti saat ini, siapa yang mau merespons kebijakannya?" jelas Rochendi kepada GenPI.co.

Rochendi pun mempertanyakan siapa saja pihak-pihak yang diuntungkan maupun dirugikan oleh kebijakan yang dikeluarkan Presiden Jokowi.

BACA JUGA: Mendadak Habib Rizieq Bongkar Fakta di Penjara: Panas Sekali

"Jika makin banyak orang yang dirugikan oleh kebijakan, maka makin banyak pula orang yang tak lagi percaya kepada Jokowi," jelasnya.

Rochendi pun membeberkan, jika Presiden Jokowi hanya mengumbar janji ke masyarakat tanpa aksi nyata, maka akan makin banyak pihak yang dikhianati.

"Akhirnya, publik akan menilai bahwa Jokowi memang tidak bisa dipercaya," katanya.

Menurut Rochendi, bahwa Presiden Jokowi hanya bisa dipercaya oleh orang-orang yang berada di lingkaran inti Istana saja.

"Namun, bagaimana dengan pemerintah daerah dan masyarakat kecil di daerah-daerah yang jauh dari ibukota?" jelasnya.

Rochendi pun menilai, ada beberapa indikasi bahwa pemerintah daerah juga sudah kehilangan kepercayaannya dengan pemerintah pusat.

"Ketika Jokowi datang ke suatu daerah untuk meresmikan atau meninjau sesuatu, gubernurnya tidak hadir. Artinya, ada hal yang lebih penting bagi gubernur untuk dilakukan daripada bertemu dengan Jokowi," pungkasnya.(*)