Pidato Jokowi Dianggap Sudah Kebangetan, Refly Harun Beber Ini

11 Mei 2021 09:10

GenPI.co - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun blak-blakan mengomentari kritikan berbagai pihak terhadap pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengungkit kuliner bipang ambawang. 

Salah satu yang menarik perhatian Refly Harun adalah pernyataan politikus PKB Maman Imanulhaq yang menyayangkan pidato tersebut.

BACA JUGA: 2 Pendiri OPM Blak-blakan Bongkar Papua, KKB Teroris Makin Resah

Menurut Refly Harun, kritikan Maman Imanulhaq itu terlontarkan karena pidato Jokowi soal kuliner lebaran bisa jadi sudah luar biasa kebangetan.

Hal tersebut diungkapkan pengamat politik ini dalam video yang disiarkan melalui kanal YouTube Refly Harun, Minggu (9/5).

Awalnya, Refly Harun menyebut kritikan bisa dianggap lebih objektif apabila disampaikan oleh pencinta Jokowi. Namun, dalam kasus ini menurutnya tidak bisa dibilang begitu.

Sebab, Refly Harun merasa isi pidato Jokowi sudah kebangetan lantaran kurang sesuai dengan konteks.

BACA JUGA: Mendadak Analis Politik Ini Bongkar Amien Rais, Kontroversial...

"Bicara bipang ini kalau tidak kebangetan nggak juga orang bereaksi keras. Tapi karena luar biasa kebangetan, ya orang bereaksi keras atas hal-hal seperti ini," jelas Refly Harun.

Refly Harun mengakui, dalam kadar tertentu seseorang harus bersifat objektif. 
Namun, isi pidato sebagaimana disampaikan Jokowi tidak perlu dibela karena termasuk kesalahan fatalistik.

Akademisi top ini pun menilai pertanyaan harus dilemparkan kepada siapa pembuat teks pidato yang dibacakan Presiden Jokowi.

Tak hanya itu, Refly Harun juga menyarankan agar Jokowi ke depan tidak hanya membaca pidato saja, tetapi juga menginformasi berbagai informasi yang tertera.

"Mungkin dia menyepelekan bipang ambawang, kan harusnya ketika merekomendasikan makanan dia tahu apa yang dimaksud. Pempek tahu dari Palembang, gudeg jogja tahu, tapi begitu bipang ambawang harusnya tanya agar tidak sekadar baca," jelasnya.

Menurut Refly Harun, apabila Jokowi beralasan tidak tahu, itu akan menjadi aneh.

"Kalau alasan tidak tahu ya aneh. Bagaimana mugkin dia merekomendasikan makanan yang dia sendiri tidak tahu walaupun secara faktual belum tentu tahu," beber Refly Harun.

Namun, Refly Harun mengaku tidak tahu ini kesalahan siapa. Bukan masalah bipang ambawang, dia lebih menyoal proses komunikasi yang disiapkan oleh pihak Jokowi.

"Saya nggak tahu kesalahan siapa. Tapi ketika membuat teks pertama, ketika menyebut bipang ambawang, maksudnya apa. Bipang ambawang jelas-jelas babi panggang. Mungkin pembuat teks nggak tahu bahan dasar bipang itu babi," kata Refly Harun.

Sebelumnya, Komisi VIII DPR RI Fraksi PKB Maman Imanulhaq menyayangkan apa yang terlontar dari mulut Presiden Jokowi.

Sebab, pidatonya tersebut masih bersinggungan dengan suasana lebaran. Sehingga, menyertakan Bipang Ambawang yang tentu dilarang dalam Islam bukan perbuatan yang tepat.

"Fitri itu kembali suci. Bipang itu kan babi, masa Idulfitri pesan online babi,” jelas Maman kepada wartawan, Minggu (9/5).

Maman Imanulhaq mengaku heran, bagaimana mungkin dari berbagai makanan di Indonesia yang identik dengan lebaran, Presiden Jokowi justru memilih babi panggang? 

Kendati terkesan sepele, namun kesalahan tersebut bisa memicu respons negatif dari sejumlah pihak.

"Saya sangat menyayangkan statemen Pak Jokowi yang menyebut Bipang Ambawang sebagai salah satu kuliner yang perlu dipesan lewat online saat lebaran," ungkap Maman Imanulhaq.

Maman mengatakan, selezat apapun makanan, jika bahannya berasal dari hewan haram, maka tetap saja tak boleh dikonsumsi.

"Bipang Ambawang, adalah masakan babi yang terkenal lezat. Tapi apapun jenis kulinernya, yang berbahan bahkan ada unsur babinya, itu adalah haram. Tidak boleh dikonsumsi, tidak boleh dipakai," jelasnya.

Berkaca dari kasus tersebut, Maman Imanulhaq meminta Presiden Jokowi segera mengevaluasi tim komunikasinya. 

Sebab, jangan sampai kesalahan mereka justru membuat reputasi presiden buruk di hadapan publik.

"Pembuat brief dan teks dalam pidato presiden adalah pihak yang paling bertanggung jawab," kata Maman Imanulhaq.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co