Ada Pesan Tersembunyi dari Pernyataan Novel Baswedan Soal Bansos

GenPI.co - Akademisi politik Kacung Marijan turut berkomentar terkait pernyataan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait nilai korupsi dana bantuan sosial (bansos) covid-19 yang mencapai Rp 100 triliun.

Menurut Kacung ada pesan yang ingin disampaikan oleh Novel dari pernyataan tersebut terkait kondisi korupsi di Indonesia.

BACA JUGA: Soal Korupsi Bansos, Aksi Novel Baswedan Ini Mengejutkan

“Satu pesan yang ingin disampaikan oleh Novel adalah masalah korupsi di Indonesia itu sangat serius,” ujarnya kepada GenPi.co beberapa waktu lalu.

Pasalnya, kasus korupsi bansos covid-19 bukan masalah yang biasa-biasa saja, melainkan sudah menyangkut dengan kejahatan kemanusiaan.

“Oleh karena itu, pihak yang menangani kasus korupsi di Indonesia juga harus serius,” ungkapnya.

Lebih lanjut, pengajar Ilmu Politik di Universitas Airlangga itu juga memberikan pandangannya terkait pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait 75 pegawai KPK yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK).

Menurutnya, pernyataan itu ingin menegaskan bahwa Presdien Jokowi tak ingin disebut sebagai pihak yang ingin memberangus lembaga anti-korupsi di Indonesia.

“Ada pihak yang berkomentar bahwa Jokowi ingin memberangus lembaga anti-korupsi. Sikap itu diakibatkan adanya perubahan UU yang mengubah kelembagaan dari KPK,” tuturnya.

Kacung mengatakan bahwa pernyataan Presiden Jokowi yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden itu untuk membantah dugaan bahwa spekulasi pihak-pihak tersebut tidak benar.

Selain itu, Kacung menilai Presiden Jokowi masih menginginkan 75 pegawai yang tidak lolos TWK itu masih bagian dari lembaga pemberantas korupsi.

BACA JUGA: Rahasia Terbongkar, AHY Moncer di Capres 2024 Karena Ini

“Pernyataan itu juga untuk menyatakan bahwa Jokowi masih tetap serius dalam menangani kasus korupsi di Indonesia,” katanya. (*)