GenPI.co - Wacana koalisi partai Poros Islam pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menguat usai pertemuan antara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun, bisa jadi koalisi Poros Islam tersebut bakal ambrol di tengah jalan.
Peneliti dari Indonesia Political Opinion (IPO) Catur Nugroho turut menyoroti keinginan tersebut.
Dia lantas menyarankan kepada partai-partai tersebut agar lebih dekat dengan partai penguasa di Indonesia.
"Mereka lebih aman bergabung dengan partai besar, yang kemungkinan akan mengusung tokohnya pada Pilpres 2024," jelas Catur Nugroho melalui pesan teks kepada GenPI.co, Jumat (25/5).
Catur Nugroho membeberkan, keadaan itu lebih realistis lantaran beberapa partai Islam pun memiliki pandangan yang berbeda.
Dengan demikian, koalisi yang akan diusung pada Pilpres 2024 dari partai Islam pun sulit direalisasikan.
Menurut dia, PKS dan PPP sebenarnya memiliki pandangan politik yang berbeda, dilihat dari sejarah.
"Saya melihat PPP kemungkinan bergabung dengan poros itu sebesar 50 persen. Sebab, saya rasa PPP agak 'alergi' dengan PKS," bebernya.
Selain itu, Catur Nugroho membongkar kekuatan tokoh partai poros Islam yang kurang memiliki kekuatan pada Pilpres 2024.
Sebab, Catur Nugroho menilai, hal itu sudah terlihat dalam perolehan kursi di DPR yang mana partai Islam kalah dengan nasionalis.
"Partai Islam kalah cukup jauh dengan nasionalis, seperti Gerindra, PDIP, atau Demokrat," pungkas Catur Nugroho.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News