GenPI.co - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ruhut Sitompul blak-blakan menyatakan dirinya setuju dengan pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait Partai Demokrat.
Hal tersebut diungkapkan Ruhut Sitompul dalam cuitannya di akun Twitter miliknya. Menurutnya, hal tersebut adalah sebuah kebenaran.
Sebelumnya, Hasto Kristiyanto menyatakan PDIP tidak akan berkoalisi dengan Demokrat di Pilpres 2024 karena perbedaan ideologi.
Tak hanya itu, Hasto Kristiyanto juga menyinggung adanya julukan kepada Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai "Bapak Bansos".
Bahkan, Hasto menyinggung soal kekalahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dari SBY pada Pilpres 2009.
Menurutnya, kala itu SBY menggunakan politik bantuan sosial (bansos) ala mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra.
Ia mengungkapkan, penelitian Marcus Mietzner menyebut bahwa dari Juni 2008-Februari 2009 ada dana sebesar US$ 2 miliar yang dipakai untuk politik bansos.
"Bagaimana politik bansos ala Thaksin itu dilakukan sehingga satu ada yang menjuluki SBY itu 'Bapak Bansos Indonesia'. Karena memang penelitian Markus Mietzner itu menunjukkan bagaimana dari bulan Juni 2008 sampai Februari 2009 ada dana sebesar USD 2 miliar yang dipakai untuk politik bansos, karena meniru strategi Thaksin politic populism," jelas Hasto.
Oleh sebab itu, Ruhut Sitompul merasa heran dengan reaksi kader Demokrat, yang ia sebut seperti kebakaran jenggot.
"Apa yang dikatakan Mas Hasto Kristiyanto Sekjen PDI Perjuangan 100 persen benar banget, ngapain kader-kader PD kebakaran jenggot," jelas Ruhut Sitompul dikutip GenPI.co, Senin (31/5).
Ruhut Sitompul bahkan menyarankan agar partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk berbenah diri ketimbang ribut soal pernyataan Hasto Kristiyanto.
"Sudah berbenah saja, nggak usah comel, nanti Kader-kadernya yang pernah dan bahkan menjadi residivis koruptor tertawa termehek-mehek. Lanjutkan. MERDEKA," tegas Ruhut Sitompul.
Sementara itu, Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief ikut merespons hal tersebut.
Andi Arief menyatakan partainya sebaiknya tidak merapat ke PDIP. Menurut dia, koalisi dengan PDIP sama saja langkah untuk bunuh diri.
"Kalau Demokrat berkoalisi dengan PDIP di 2024, sama saja bunuh diri," cuitnya dalam akun Twitter @Andiarief__.
Lanjutnya, ia menilai jika koalisi dengan PDIP justru tidak membantu rakyat keluar dari kesulitan.
"Kesulitan rakyat di zaman ini hampir merata. Dengan catatan BIN, Polisi, Penyelenggara dan TNI (bahkan KPK) netral," jelas Andi Arief.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News