GenPI.co - Politikus senior Amien Rais sudah meninggalkan Partai Amanat Nasional (PAN), dan mendirikan Partai Ummat. Lalu, bagaimana peluang PAN tanpa Amien Rais?
Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Jakarta Nyarwi Ahmad memberikan analisisnya yang bakal terjadi di PAN.
Ahmad menjelaskan konsekuensi pertama secara ideologis, tampaknya PAN akan bertransformasi menjadi partai dengan basis ideologi keislaman yang lebih moderat dan memiliki warna nasionalis.
Keluarnya figur Amien Rais dari PAN, menjadikan partai itu lebih longgar dalam mereformulasikan positioning ideologisnya.
menurut Ahmad, PAN tidak lagi berbasis pemilih dengan orientasi ideologi keislaman saja, namun juga kelompok-kelompok pemilih yang memiliki orientasi ideologi di luar itu.
Selanjutnya konsekuensi kedua, secara organisasi, PAN akan menjadi partai elektoral profesional (electoral professional party), karena tidak lagi tergantung pada bayang-bayang figur Amien Rais.
"Ini menjadi peluang sekaligus juga tantangan," ujar Ahmad dalam keterangannya, Selasa (1/6)
Pengajar Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Gajah Mada (UGM) ini menjelaskan PAN memiliki peluang untuk merekrut beragam jenis sumber daya elite dan profesional dengan orientasi ideologi yang lebih terbuka.
Mereka tidak hanya berbasis pada orientasi keislaman, khususnya yang berasal dari kalangan pendukung Muhammadiyah.
Dengan hasil itu, kata Ahmad, nasib partai ini untuk Pileg 2024 mendatang masih belum sepenuhnya. Para pimpinan dan elite partai ini tentunya dituntut kerja keras lagi agar bisa menembus PT tersebut.
Konsekuensi ketiga, PAN tidak lagi menjadi partai yang didominasi dinasti politik, khususnya dari keluarga Amien Rais.
"Yang terakhir PAN tanpa bayang-bayang Amien Rais bisa lebih dinamis. Sebagai sebuah partai politik, partai ini juga berpeluang memperkuat proses demokrasi," pungkasnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News