GenPI.co - Akademisi politik Philipus Ngorang tutur berpendapat terkait terkait kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di depan jajaran Kabinet Indonesia Maju.
Hal itu terkait dengan pembangunan infrastruktur dan bantuan sosial (bansos) yang tak mencapai target.
Menurut Ngorang, wajar jika Presiden Jokowi mempertanyakan alasan mengapa ada hal yang tak mencapai target.
“Apa alasannya? Apakah karena dana atau hal lainnya? Jadi, harus jelas apa alasannya,” ujarnya kepada GenPI.co, Rabu (2/6/2021).
Meskipun demikian, Ngorang meyakini bahwa target yang tak tercapai tersebut tidak mungkin disebabkan oleh masalah pendanaan.
Pasalnya, dana itu pasti sudah dianggarkan di tahap awal penyusunan proyek.
“Kalau misalnya ada proyek infrastruktur, dananya itu pasti sudah dirancang dan diturunkan dengan anggaran sekian. Negara juga pasti akan mengeluarkan dana itu,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Ngorang mengatakan bahwa permasalahan selanjutnya adalah bagaimana cara mengeksekusi dana yang sudah dianggarkan tersebut.
“Bagaimana anggaran itu diwujudkan dalam pembangunan infrastruktur yang sudah ditargetkan. Jadi, wajar jika muncul pertanyaan ketika pembangunan tak mencapai target,” katanya.
Lebih lanjut, Ngorang memaparkan bahwa hal yang ditakutkan terjadi adalah para pembantu pemerintahan Presiden Jokowi tak bisa mengeksekusi suatu proyek karena banyak tekanan dari kelompok kepentingan tertentu.
Para pembantu presiden yang dimaksud Ngorang tak hanya pejabat di tingkat kementerian, tapi juga di level pemerintahan paling bawah.
“Hal yang dikhawatirkan adalah adanya kepentingan dari pihak-pihak tertentu atas suatu proyek. Hal itu pun bisa terjadi di tingkat kementerian hingga di pemerintahan daerah,” paparnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News