GenPI.co - Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Giri Suprapdiono meyakini Firli Bahuri takkan lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) yang diuji Badan Kepegawaian Negara (BKN) kepada pegawai lembaga antirasuah.
Giri juga bercerita pernah mengikuti tes kebangsaan bareng Firli Bahuri. Mereka mengikuti TWK saat sama-sama mencalonkan diri menjadi pimpinan KPK.
"Saya juga dulu calon pimpinan bareng Pak Firli juga. Bahkan satu kelompok dalam diskusi. Jadi, kami tahu bagaimana sikap dalam tes tersebut dan kami sama-sama lulus tes kebangsaan, tes radikalisme," kata Giri saat menghadiri debat terbuka soal TWK pegawai KPK di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat (4/6/2021).
Tetapi, menurut Giri, apabila dilakukan tes yang sama dengan Firli Bahuri hari ini, maka perwira tinggi Polri itu pun diyakini tidak lolos.
Selain itu, Giri menyebutkan soal prestasi KPK di bawah kepemimpinan Firli Bahuri dianggap turun drastis. Sebab, secara mengalami penurunan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) di Indonesia sampai tiga poin adalah yang terburuk sepanjang era reformasi.
"Kita pernah turun pada 1997 ke 1998 di zaman Pak Harto. Artinya ini produk-produk pemberantasan korupsi termasuk pencegahan dan pendidikan, menurun tiga poin dan ini tidak terlepas dari revisi UU KPK," ungkap dia.
Lebih lanjut, menurutnya, dan mungkin beberapa hal, polemik-polemik yang terjadi di KPK.
Sebagai informasi, Giri Suprapdiono adalah salah satu pegawai KPK yang dinyatakan tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan dalam rangka alih status menjadi ASN.
Giri mengabdi selama 16 tahun di KPK. Tak hanya itu, dia juga punya berbagai prestasi di antaranya menerima penghargaan Makarti Bhakti Nagari Award dan lulusan terbaik pelatihan kepemimpinan nasional II angkatan XVII di Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Giri juga pernah menjadi narasumber wawasan kebangsaan dan antikorupsi di sejumlah tempat, yaitu di Seskoad, Lemhanas, Sespim Polri, hingga Intelstrat BIN, dan ITB.(tan/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News