GenPI.co - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 masih terbilang cukup lama, tetapi dinamika perpolitikan Tanah Air sudah memanas.
Pengamat politik Tony Rosyid mengatakan, ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) memiliki peran dalam dunia perpolitikan Tanah Air.
"Sejak 1984, NU kembali ke khittah. Artinya, tidak terlibat lagi dalam politik praktis. Meski demikian, secara struktural, NU selalu digoda dan ditarik-tarik ke politik praktis," katanya dalam keterangan GenPI.co peroleh, Selasa (8/6/2021).
Menurut dia, dalam konteks khittah, banyak yang menilai bahwa PBNU dianggap kurang tegas.
Pasalnya, banyak aktor struktural yang bermain mata dan terang-terangan terlibat dalam politik praktis, terutama dalam proses pemilu.
"Kepada mereka, tidak ada teguran atau sanksi organisatoris. Akan tetapi, inilah khas dan keunikan NU. Ikatan dan solidaritas sosial berbasis kulturalnya yang lebih kental," ujarnya.
Ia menyebut, secara politik massa NU sangat cair. Tidak satu komando. Ribuan hingga jutaan ulama, masing-masing punya pengaruh berbeda.
"Cairnya suara NU itu hal yang berbanding lurus dengan semangat khittah. Hanya saja, godaan berpolitik praktis di struktural mesti dikendalikan, bila perlu ditertibkan," ujarnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News