GenPI.co - Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri mendapat gelar profesor dari Universitas Pertahanan. Pemberian gelar profesor itu mengungkit peristiwa pelengseran Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Mantan Juru Bicara Gus Dur, Adhie M. Massardi berpendapat pemberian gelar profesor kehormatan kepada Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, kental dengan muatan politik.
"Layak atau tidak, ikhlas atau tidak, itu yang punya hak adalah yang kasih gelar. Lalu apakah diakui atau tidak oleh masyarakat, itu lain soal," ujar Adhi dalam keterangannya, Kamis (10/6).
Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) itu menyoroti kemungkinan akan ada reaksi dari kaum Nahdliyin terkait pemberian gelar itu. Pasalnya, kata dia, semua orang Nahdliyin tahu bahwa Megawati yang melengserkan Gus Dur.
"Kalau PDIP tidak mendukung SI (Sidang Istimewa) waktu itu, SI itu tidak akan jalan. Kalau Megawati tidak memerintahkan dukungan, maka itu (pelengseran Gus Dur) juga tidak ada," tuturnya.
"Apalagi ini menjelang 23 Juli, 20 tahun memperingati pelengseran Gus Dur secara politis," sambungnya.
Menurut Adhie Massardi, itu yang dipahami oleh kaum Nahdliyin. Megawati dibantu koalisinya menggulingkan Gus Dur.
Sidang senat terbuka, Megawati dikabarkan akan menyampaikan keberhasilan selama jadi Presiden.
"Konon, dalam pidato sidang senat akan disampaikan kesuksesan beliau sebagai Presiden. Harusnya yang disampaikan bagaimana beliau mendapat kursi Presiden," kata Adhie Massardi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News